Pulau Zanzibar terkenal dengan wisata pantainya yang indah. Namun pulau ini sudah muak dengan turis-turis yang tak peduli dengan aturan.
Zanzibar adalah sebuah pulau di negara Tanzania. Negara di Afrika ini memang mayoritas penduduknya adalah beragama muslim, seperti yang dilansir dari CNN, Minggu (7/3/2021).
Menteri Pariwisata Zanzibar Lela Muhamed Mussa, mengatakan bahwa insiden turis telanjang bulat di publik baru-baru ini telah menegaskan kembali tentang aturan denda berbusana saat wisatawan di tempat umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini banyak turis di Zanzibar terlihat telanjang bulat di tempat umum," ujarnya.
"Kami menghargai perbedaan kami dengan negara orang lain, tapi turis bertanggung jawab untuk memahami kebiasaan budaya dan tata krama di Zanzibar sebelum mereka memasuki negara kami," tambahnya.
Menteri mengatakan turis di Zanzibar terlihat telanjang bulat di tempat umum. Untungnya turis tersebut tidak dikenakan denda jika tak ada pemberitahuan dari pihak pemandu wisata dan operator tur. Jadi turis dikecualikan dari denda karena yang bertanggung jawab adalah pemandu wisata atau tour guide.
"Jika anda seorang pemandu wisata dan turis anda berpakaian tidak senonoh di tempat umum, anda akan dikenakan denda antara USD 700-USD 2.000," jelas Mussa.
Jika melanggar akan diberi denda antara USD 700-2.000, tergantung dari tingkat keparahannya. Nilai denda ini setara dengan Rp 10-28,7 jutaan.
Sementara itu pakaian renang umum masih diperbolehkan di pantai, hotel dan tempat resor. Yang tidak boleh yaitu mengenakan pakaian renang dan pakaian minim di tempat umum.
"Turis harus menutupi tubuh mereka dari bahu hingga bawah perut dan hingga lutut jika berada di tempat umum," ungkap Mussa.
Selain berpakaian minim, turis juga dilarang mengkonsumsi alkohol. Berciuman dan bermesraan juga bisa kena tegur oleh penduduk setempat.
"Mengkonsumsi alkohol di tempat umum dapat menyinggung penghuni. Telanjang di pantai tidak diperbolehkan, berciuman dan bermesraan bukanlah kebiasaan di Zanzibar," katanya.
Namun pengacara lokal veteran Fatma Karume mengatakan bahwa pernyataan Musso tentang kode pakaian tidak akan membuat banyak pariwisata di Zanzibar. Karena menurutnya wisatawan datang dan memperhatikan tradisi lokal.
"Ini bukan norma. Kami sudah menjadi tujuan wisata selama beberapa dekade. Kebanyakan turis yang datang ke Zanzibar menghormati budayanya," kata Karume.
Di tengah pandemi ini, Zanzibar terbilang tetap ramai dikunjungi turis Eropa. Menurut data hampir 30.000 turis Eropa mengunjungi Zanzibar pada November 2020.
"Apa yang saya lihat adalah sebagian besar turis menutupi diri mereka dengan syal mengenakan celana pendek. Hanya di pantai saja turis memakai bikini," ungkapnya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol