Taiyoshi Hyakuban di Osaka sudah tidak berfungsi sebagai rumah bordil selama beberapa dekade. Bangunan berusia 100 tahun itu pun menanti untuk diselamatkan.
Di sebuah sudut distrik lampu merah di kota Osaka, Jepang berdiri sebuah bangunan yang tidak biasa: bekas rumah bordil berusia seabad yang menanti restorasi.
Taiyoshi Hyakuban, begitulah namanya. Bangunan ini sekarang beroperasi sebagai restoran. Dulu, Taiyoshi Hyakuban adalah sebuah rumah bordil, tempat para penjaja seks melayani tamunya,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taiyoshi Hyakuban adalah contoh asli langka dari arsitektur era Taisho tahun 1912-1926. Bangunan 2 lantai itu terbuat dari kayu dan masih bertahan sampai sekarang.
"Sebagian besar arsitektur Jepang yang berasal dari satu abad lalu atau lebih, telah terbakar dalam serangan udara masa perang dunia atau kebakaran besar," Shinya Hashizume, seorang profesor sejarah arsitektur di Universitas Prefektur Osaka, seperti dikutip dari AFP, Minggu (16/1/2022).
"Bangunan rumah bordil tua, khususnya, jarang bertahan," katanya saat berkunjung ke lokasi itu.
Taiyoshi Hyakuban memiliki belasan ruang pesta bergaya Jepang dan Barat. Beberapa di antaranya menampilkan pintu geser yang dicat halus dan langit-langit dengan aneka hiasan.
Keberagaman mural menghiasi bangunan itu. Dari sosok dewi memainkan instrumen musik tradisional hingga pedagang Belanda dengan pakaian kuno menghiasi kamar suite yang mengelilingi taman batu 'yin dan yang'.
"Di sini, seni adalah bagian dari bangunan... itulah yang luar biasa," kata Masakazu Rokuhara, seorang arsitek yang terlibat dalam proyek restorasi Taiyoshi Hyakuban.
Pada malam hari, lentera berwarna merah yang berayun di bagian luar lantai dua gedung ini memberikan pesona nostalgia pada struktur tersebut. Sinarnya yang lembut menerangi dinding kayu bangunan.
Tapi di siang hari, bangunan itu mendesak untuk restorasi, termasuk adanya retakan pada plakat kayu besar di atas pintu depan dan cat yang memudar.
Bangunan rumah bordil itu ditetapkan sebagai 'cagar budaya' sebagai pengakuan atas signifikansi historisnya, tetapi itu tidak menghasilkan dana publik untuk melindunginya.
Sementara pemiliknya telah lama berencana untuk merombak bangunan itu. Pandemi membuat penggalangan dana untuk menyelamatkan bangunan itu jadi makin sulit.
Selanjutnya: Rumah Birahi
Simak Video "Video: Pria di Jepang Tabrak Kerumunan Anak SD dengan Mobil"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!