Sepasang bayi panda raksasa kembar Xiao Xiao dan Lei Lei tampil perdana di depan publik bersama induk mereka Shin Shin. Si kembar lahir Juni lalu di Ueno Zoological Gardens, Tokyo.
Bayi panda kembar jantan Xiao Xiao dan betina Lei Lei itu dipamerkan di hadapan pengunjung dengan jumlah terbatas. Mereka itu adalah pemenang undian untuk melihat panda kembar tersebut.
Dikutip dari Antara, para pemenang undian itu sangat beruntung, sebabnya Xiao Xiao dan Lei lei hanya akan dipamerkan kepada pengunjung di kebun binatang tersebut selama tiga hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aktivitas panda kembar, yang memiliki berat sekitar 13 hingga 14 kilogram, lincah. Mereka menjelajah, memanjat, dan memakan dedaunan di kandang.
Aturan pembatasan jumlah pengunjung yang diizinkan untuk menyaksikan panda kembar itu diberlakukan akibat meningkatnya COVID-19 di Jepang, termasuk di Tokyo.
Para pengunjung hanya diizinkan menyaksikan panda-panda itu lewat sistem undian. Para pemenang yang beruntung mulai memasuki area panda di kebun binatang tersebut pada Rabu pagi sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Kendati demikian, setiap pemenang hanya diberikan waktu satu menit untuk menyaksikan hewan-hewan yang menakjubkan itu, sebelum memberikan jalan bagi pengunjung selanjutnya. Hal itu dilakukan pihak kebun binatang dalam upaya mencegah penyebaran infeksi COVID-19.
"Mereka berbulu halus dan menggemaskan. Sungguh keajaiban bagi saya untuk dapat menyaksikan mereka menggigit daun dan memanjat pohon," ujar Naoko Kawazoe (55).
Naoko merupakan salah satu warga Tokyo yang menjadi pengunjung pertama untuk berjumpa dengan panda-panda itu. Dia harus mengantre di kebun binatang tersebut sejak pukul 05.00.
Bayi panda kembar itu lahir dari induk betina Shin Shin dan induk jantan Ri Ri. Dua indukan itu masing-masing berumur 16 tahun, yang merupakan panda-panda yang dipinjam dari China. Pasangan itu juga menjadi induk Xiang Xiang, panda betina berumur empat tahun.
Kelahiran panda kembar itu merupakan yang pertama bagi Kebun Binatang Ueno, kebun binatang tertua di Jepang, sejak dibuka pada 1882.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan