Melestarikan Warisan Kuliner Orang Laut
Bagi Mohamed Shahrom Bin Mohd Taha, cara hidup Orang Laut mengisyaratkan bagaimana kita bisa hidup lebih berkelanjutan juga.
"Makanan adalah hadiah dari laut. Hormati laut dan jangan memancing secara berlebihan," kata guru sejarah yang kakek neneknya Orang Laut, dari suku Orang Biduanda Kallang dan Bintan Penaung itu.
"Hari ini kami sangat terputus dari rantai makanan kami. Saya tidak memancing tetapi saya membawa anak-anak saya berjalan-jalan di pasang surut, dan liburan kami dihabiskan di laut," kata Orang Laut Singapore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendalami pengetahuan Orang Laut melalui makanan bukan hanya cara bagi keturunan Orang Laut untuk berhubungan kembali dengan masa lalu.
Ini juga bisa menjadi wahana bagi warga Singapura untuk mengatahui lebih banyak tentang peran Orang Laut dalam sejarah, di luar narasi nasional yang menekankan masa lalu kolonial Singapura.
"Kuliner Singapura bukan hanya tentang kategori luas makanan China, Melayu, dan India," kata penulis buku kuliner Singapura, Pamelia Chia.
![]() |
"Kita perlu merayakan keragaman kuliner kita, dan variasi kecil yang bisa dimiliki suatu hidangan yang sama ketika dimasak oleh komunitas yang berbeda.
"Mengingat bahwa Orang Laut adalah penduduk asli Singapura, kisah mereka, termasuk masakan mereka, adalah suatu hal yang lebih penting untuk diceritakan karena hal itu menangkap momen dalam waktu di dalam sejarah Singapura."
Sejak Orang Laut Singapore diluncurkan pada Agustus 2020, pesanan mingguan meningkat lebih dari tiga kali lipat, sebagian karena larangan makan di tempat. Sepertinya warga Singapura sangat ingin mempelajari lebih banyak tentang makanan Orang Laut.
Kedutaan Besar Estonia di Singapura baru-baru ini memesan untuk presiden Estonia yang untuk pertama kalinya berkunjung ke Singapura.
Dalam upayanya untuk mempopulerkan masakan Orang Laut, Firdaus juga menjadi suara yang blak-blakan tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat pribumi Singapura, yang paling baru dalam potensi pembatasan mencari makan di laut.
Dia sekarang mengabdikan dirinya penuh waktu untuk Orang Laut Singapura, dengan mimpi menerbitkan buku dan membuka ruang yang tidak hanya menyajikan makanan Orang Laut, tetapi juga berbagi cerita dan tradisi.
Ini adalah tambahan tepat waktu untuk makanan lokal, mendorong makan bersama dengan orang-orang terkasih ketika banyak yang merasakan efek isolasi sosial saat pandemi berlangsung - dan memulai percakapan yang sudah lama tertunda tentang Orang Laut Singapura, satu kali makan pada satu waktu.
Simak Video "Video: Rencana Singapura Larang Iklan Mi Instan-Bumbu Dapur yang Tak Sehat "
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol