INTERNATIONAL DESTINATIONS
Ini Desa Pembangkang, Pernah Ancam Merdeka dari 2 Negara

Dikelilingi oleh pegunungan hijau, wajah lembut desa ini tak sebanding dengan sejarahnya. Inilah kisah dari sebuah desa pembangkang.
Julukan ini diberikan pada Desa Vevčani di Makedonia Utara, sebuah negara Balkan yang berbatasan dengan Yunani, Albania, Bulgaria, Serbia, dan Kosovo.
Jurnalis BBC, Richard Collett, datang ke desa ini. Kedatangannya bertepatan dengan perayaan kemerdekaan Republik Federal Sosialis Yugoslavia pada 1991. Sang jurnalis melihat ada pemandangan unik di sana.
Bendera Makedonia Utara berkibar di luar gedung pemerintah setempat, namun bendera ini tidak sendirian. Di sebelahnya, ada sebuah bendera yang sangat asing.
"Itu adalah bendera Republik Vevčani," kata Aleksandra Velkoska, mantan pemandu wisata yang kini bekerja untuk kota Vevčani.
"Kami tidak merayakan kemerdekaan (Makedonia Utara) hari ini. Vevčani memiliki kemerdekaannya sendiri untuk dirayakan," dia menambahkan.
Ya, inilah keunikan dari Vevčani. Desa ini memiliki populasi 2.400 penduduk. Desa ini sudah tiga kali berusaha memerdekakan diri dari dua negara selama 3 dekade terakhir.
Semua bermula pada tahun 1987, Vevčani pertama kali mengancam untuk memisahkan diri dari Yugoslavia.
Kemudian pada 1991, desa tersebut memproklamasikan dirinya sebagai republik merdeka hanya 11 hari setelah bekas Republik Yugoslavia Makedonia (sebutan untuk Makedonia Utara sebelumnya) mendeklarasikan kemerdekaannya ketika pecahnya Yugoslavia.
"Pada 1991, ada referendum kemerdekaan di seluruh Yugoslavia," ujar dia.
"Pada saat yang sama, orang-orang dari Vevčani memutuskan mereka juga menginginkan referendum kemerdekaan. Kami termotivasi secara politik oleh semua yang sudah terjadi selama Darurat Vevčani, jadi kami juga ingin memisahkan diri dari Yugoslavia dan dari Makedonia [Utara]."
Pada 8 September 1991, Republik Sosialis Makedonia mendeklarasikan kemerdekaan dari Yugoslavia dan menjadi Republik Makedonia Bekas Yugoslavia.
Namun karena tidak puas dengan pemerintahan baru mereka, pada 19 September 1991, kota itu mendeklarasikan dirinya sebagai republik merdeka dengan suara yang hampir bulat.
Hanya 36 orang dari 2.000 penduduk setempat yang memberikan suara untuk menentang mosi tersebut.
Semangat memerdekakan diri kembali berkibar pada 2002. Semangat libertarian Republik Vevčani dihidupkan kembali oleh penduduk setempat sebagai negara negara mikro yang tidak biasa untuk menarik wisatawan dan mengolok-olok politik.
Mereka mengibarkan bendera "nasional" serta menerbitkan paspor dan mencetak mata uang sendiri.
Upaya kemerdekaan Vevčani telah berlangsung selama berabad-abad. Secara tertulis, Vevčani adalah bagian dari kerajaan Makedonia, Romawi, Bizantium, dan Ottoman sebelum jatuh di bawah yurisdiksi Kerajaan Serbia, komunis Yugoslavia, dan kini Makedonia Utara.
Tetapi Velkoska menjelaskan kepada Collett bahwa Vevčani tidak pernah benar-benar ditaklukkan.
"Kami sangat tradisional di Vevčani," kata Velkoska.
Sambil menuruni bukit ke Gereja St Nicholas, Velkoska mengatakan bahwa desa ini berhasil mempertahankan budaya dan agama ortodoks meskipun di kelilingi desa muslim.
Vevčani tidak tunduk pada pemerintah Ottoman. Bahkan di masa komunis, pemerintah berusaha untuk menghentikan tradisi ortodoks, namun tetap saja gagal.
"Selama masa komunis, pemerintah mencoba menghentikan tradisi kami. Mereka tidak mengizinkan pernikahan atau pembaptisan tradisional, tapi nenek dan ibu kami masih melakukannya secara diam-diam," ujar pemandu wisata itu.
Desa ini benar-benar tidak takut untuk melawan pemerintah. Kalau ada masalah, penduduk Vevčani akan maju dengan ancaman ingin memerdekakan diri.
Republik Makedonia Bekas Yugoslavia tidak pernah mengakui upaya damai Vevčani untuk kemerdekaan.
Namun mengingat pemerintahan mereka juga pernah berurusan dengan separatis bersenjata di wilayah etnis Albania di negara baru itu, mereka pun akhirnya mengakui tuntutan otonomi Vevčani.
Pada 1994, mereka mengizinkan Vevčani memisahkan diri dari Kotamadya Struga dan membentuk kotamadya otonom mereka sendiri yang masih bertahan sampai sekarang.
Kini desa pembangkang menjadi julukan dari Vevčani. Desa ini bahkan mencetak mata uang dan paspor sendiri untuk menarik wisatawan dan menjadi lebih mandiri di masa depan.
Simak Video "Sah! Kroasia Akan Gunakan Mata Uang Euro Mulai 1 Januari 2023"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)