Ayo ke Sumba! Parade 1.001 Kuda Sandelwood Dimulai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ayo ke Sumba! Parade 1.001 Kuda Sandelwood Dimulai

Petrus Ola - detikTravel
Selasa, 04 Jul 2017 07:50 WIB
Pembukaan parade 1.001 Kuda Sandelwood (Petrus Ola/detikTravel)
Waingapu - Parade 1.001 kuda Sumba dan festival tenun ikat tradisional di Kabupaten Sumba, NTT mulai digelar. Traveler bisa melihat kuda yang gagah dan tenun yang cantik.

Dua event berskala internasional itu dibuka Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, di Waingapu, Sumba Timur, Senin (2/7/2017). Upacara pembukaan itu dihadiri unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTT serta Bupati, Wakil Bupati dan Forkopimda serta unsur pejabat se-kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya.

BACA JUGA: Sehari Jadi Ahli Bikin Cokelat di Sumba

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu, mengatakan seluruh persiapan menjelang acara pembukaan hingga Minggu malam telah tuntas. Sementara, dilakukan pemantapan terutama di lokasi pembukaan.

"Selain parade kuda sumba dan festival tenun ikat tradisional juga di gelar pameran kerajinan tenun ikat beraneka motif Sumba. Kegiatan berskala Internasional ini diharapkan dapat berjalan lancar dan sukses sehingga wisatawan domestik dan mncanegara dapat tertarik dan menikmatinya," ujar Jelamu kepada detikTravel, Senin (3/7/2017).

Rangkaian kegiatan parade kuda sumba dan festival tenun ikat itu akan berlangsung hingga 14 Juli 2017 dan berakhir di Kabupaten Sumba Barat Daya.

Kuda-kuda yang gagah khas Sumba (Petrus Ola/detikTravel)Kuda-kuda yang gagah khas Sumba (Petrus Ola/detikTravel)


"Jadwal parade kuda Sumba yang telah tetapkan di empat kabupaten di Sumba, yaitu untuk kabupaten Sumba Timur di Waingapu berlangsung dari 3 dan 4 Juli, 5 – 6 di Anakalang, 7 – 8 Juli di Waikabubak dan di Tambolaka (SBD) pada 12 -14," jelas Jelamu.

Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Sumba Timur, Umbu M Meha, mengatakan acara parade 1001 kuda Sumba, khusus untuk Kabupaten Sumba Timur diikutkan 250 ekor kuda, Sumba Tengah 250 ekor, Sumba Barat 250 ekor dan Kabupaten SBD mengikutsertakan 251 ekor kuda sehingga seluruhnya berjumlah 1.001 ekor kuda Sumba.

BACA JUGA: Menanti Sunset Nan Syahdu di Sumba

Untuk acara pembukaan di Waingapu, dari 250 ekor kuda yang terlibat dalam parade dibagi dalam10 kelompok dan masing- masing kelompok terdiri 25 ekor kuda dan dilepas Gubernur Frans Lebu Raya di Waingapu.

Dalam acara pembukaan itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya meminta seluruh jajaran pemerintah kabupaten, terutama yang berada di tiga pulau besar, yaitu Flores, Sumba dan Timor untuk berupaya menggelar event tahunan berskala nasional dan internasional setiap tahunnya.

"Dengan begitu, dapat mengundang wisatawan untuk berkunjung ke NTT dan sekaligus mendukung pembangunan sektor parawisata di Provinsi NTT," ujar Lebu Raya di Suwembak Matawai, Kota Waingapu.
Parade kuda akan digelar di sejumlah kabupaten (Petrus Ola/detikTravel)Parade kuda akan digelar di sejumlah kabupaten (Petrus Ola/detikTravel)


"Kita harus berupaya untuk menjual Nusa Tenggara Timur dalam konteks sektor pariwisata agar dapat memicu perhatian dunia terhadap berbagai potensi yang kita miliki. Misalnya, saat ini lewat parade kuda sandalwood dan festival tenun ikat tradisional, dapat mengundang perhatian wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang ke NTT," tambah Lebu Raya.

Menurut Lebu Raya, parade 1001 kuda sandelwood dan festival tenun ikat, memiliki makna penting. Selain dijadikan sebagai event tahunan, juga mendorong masyarakat Sumba untuk memelihara dan menjaga populasi ternak kuda agar tidak sampai punah. Sedangkan untuk tenun ikat, tutur Gubernur, mesti terus dilestarikan karena menjadi nilai ekonomis yang dapat mendukung perekonomian masyarakat dan keluarga.

"Tenun ikat, selama ini masih dipandang dari sisi sosial budaya saja. Hendaknya potensi ini bisa ditingkatkatkan pemanfaatannya ke arah ekonomi. Misalnya, produk tenun ikat ditingkatkan nilainya menjadi produk turunan yang bernilai ekononi, seperti dompet yang dibuat dari tenun, tempat tisu dari tenun, tas tenun dan lainnya," papar Lebu Raya.

Bupati Sumba Timur, Gideon Mbilijora, mengatakan, ternak dan kain tenun merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sosial budaya dan merupakan harga diri masyarakat Sumba," kata Bupati Mbilijora. (fay/fay)

Hide Ads