Makam Mbah Lancing di Kebumen, Jawa Tengah sangat dikeramatkan oleh warga. Banyak peziarah yang datang dan menaruh kain batik di atas batu nisannya. Kenapa?
Makam yang terletak di Dukuh Kauman, Desa Mirit, Kecamatan Mirit ini setiap hari selalu ramai dikunjungi peziarah terutama pada bulan Ruwah dan Syuro. Tidak hanya warga Kebumen dan sekitarnya, namun mereka yang datang berasal dari Jakarta bahkan luar Jawa.
"Yang datang ya dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Kebumen, Purworejo, Yogya, Wonosobo, Purwokerto dan sekitarnya bahkan dari Jakarta dan Lampung," ucap juru kunci makam, Ismadi (65) ketika ditemui detikTravel, Minggu (15/7/2018).
![]() |
Tonton juga video: 'Wisata Religi Sambil Belajar Sejarah di Makam Mbah Priok'
Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan makam Mbah Lancing itu ada namun diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Mbah Lancing yang memiliki nama asli Kiai Baji sendiri menurut cerita merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya V.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kharismanya sebagai seorang ulama bahkan warga menyebutnya sebagai wali yang berjasa menyebarkan agama Islam di daerah Kebumen dan sekitarnya, hingga kini banyak peziarah yang datang untuk mendoakan Kiai Lancing sekaligus meminta suatu hajat.
![]() |
Banyak peziarah yang percaya jika permintaan mereka akan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa melalui perantara Mbah Lancing. Mulai dari warga biasa, pejabat bahkan calon presiden pun datang ke tempat tersebut untuk ngalap berkah.
"Permintaannya ya yang baik-baik saja seperti berdagang, naik pangkat atau jabatan serta cita-cita. Dulu sebelum jadi presiden, Pak SBY juga datang ke sini. Calon-calon bupati juga banyak yang ke sini," lanjutnya.
Sebagai ucapan terima kasih karena doa dan keinginannya tercapai, biasanya peziarah akan kembali lagi ke makam tersebut dan memberi kain batik yang diletakkan di atas pusara Mbah Lancing. Sampai saat ini sudah tidak terhitung lagi berapa lembar kain batik yang tertumpuk hingga setebal lebih dari satu meter itu.
Namun kain batik yang diberikan sebagai hadiah tersebut bukanlah sembarang kain batik yang bisa dibeli di pasar atau toko melainkan batik khusus yang harus dibuat langsung oleh warga yang telah ditunjuk. Batik harus berwarna dominan hitam cokelat dan bermotif contong yang merupakan kesukaan Mbah Lancing.
![]() |
"Wah kalau jumlahnya ya ribuan lembar, nggak tahu persisnya berapa. Itu sebagai ucapan terima kasih dari peziarah untuk Mbah Lancing karena beliau sukanya kan batik contong. Batiknya juga khusus ada yang bikin sendiri yaitu perempuan yang sudah tidak menstruasi lagi biar suci," Ismadi menambahkan
Sementara itu salah satu peziarah, Muhammad Haniffudin (25) asal Desa Madugondo, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang yang datang bersama temannya mengaku baru pertama datang ke makam tersebut. Selain niat berziarah, ia pun juga berdoa agar keinginannya terkabul.
"Ya niatnya berziarah sekalian minta agar keinginan saya dikabulkan, beliau kan yang lebih dekat kepada Yang Maha Kuasa jadi saya meminta melalui perantara beliau, semoga dikabulkan," tuturnya.
Makam Mbah Lancing berdampingan dengan makam ayahnya Ketidjojo. Tepat di depan makam berdiri bangunan bergaya joglo dengan tiang dan dinding kayu berukir yang sering digunakan para peziarah untuk menggelar doa bersama.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum