Kali ini, Kemenpar bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), PT Propan Raya sebagai inisiator sayembara dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Menpar Arief Yahya mengatakan sayembara ini bisa memberikan kesempatan bagi para arsitek se-Indonesia mulai dari arsitek junior hingga senior. Semua diajak untuk memajukan Arsitektur Nusantara serta mendukung pengembangan 10 destinasi wisata Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Arief, kelima sayembara itu meliputi Sayembara Desain Rumah Budaya Nusantara (2013), Sayembara Desain Desa Wisata Nusantara (2014), Sayembara Desain Bandar Udara Nusantara (2015), dan Sayembara Desain Rumah Wisata (Homestay) Nusantara (2016) serta Sayembara Desain Restoran Nusantara (2017).
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman mengatakan Kemenpar, Bekraf, dan BRI akan memberikan hadiah senilai Rp 600 juta dalam bentuk tabungan BRI bagi para pemenang sayembara ini. Dengan rincian, 10 pemenang di masing-masing destinasi akan mendapatkan Rp 50 juta dan satu pemenang utama akan mendapatkan Rp 100 juta.
Hal itu dikatakan Rizki saat peresmian Sayembara Desain Pusat Cenderamata Pariwisata 2018 di Gedung Sapta Pesona Kemenpar di Jakarta.
"Akan ada 10 pemenang untuk sepuluh destinasi pariwisata prioritas, masing-masing pemenang mendapat hadiah Rp 50 juta. Selain itu, dari 10 pemenang tersebut akan dipilih satu pemenang 'the best of the best' yang akan mendapat hadiah uang Rp 100 juta. Sehingga total hadiah pemenangnya sebesar Rp 150 juta," ungkap Rizki.
Kesepuluh destinasi prioritas itu adalah Danau Toba (Sumut), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu - Kota Tua (Jakarta), Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sultra) dan Morotai (Maluku).
Direktur PT Propan Raya Yuwono Imanto memiliki penilaian sendiri mengenai sayembara yang kerap digelar.
"Melalui sayembara ini kami ingin memperkenalkan, menjaga, dan melestarikan budaya bangsa. Jangan sampai Arsitektur Nusantara kita diakui negara lain, bahkan hilang dengan sendirinya karena tak ada yang peduli. Harapannya, masyarakat Indonesia semakin mencintai dan menghargai, serta menjadikan Arsitektur Nusantara sebagai tuan di rumah sendiri," ungkapnya.
Yuwono menceritakan bahwa tujuan dari sayembara kali ini adalah untuk membuat desain pada tingkat gagasan yang akan dijadikan rujukan desain Arsitektur Nusantara. Khususnya dalam membangun pusat cenderamata di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dengan pesertanya adalah sarjana arsitektur dan sarjana di bidang desain interior baik perorangan maupun kelompok atau tim.
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari Bekraf menegaskan bahwa arsitektur merupakan salah satu dari 16 sub-sektor ekonomi kreatif. Pusat cenderamata sebagai salah satu infrastruktur pariwisata bisa mencerminkan kearifan lokal setempat.
Hari juga mengatakan di Indonesia, ekonomi kreatif memiliki lima nilai rantai yaitu kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi.
Bekraf berharap sayembara ini dapat menghasilkan pusat cenderamata yang dapat mengangkat kekhasan arsitektur Indonesia. Semoga akan banyak pusat-pusat cenderamata yang akan menaikkan jumlah wisatawan serta bisa menaikkan penjualan produk-produk ekonomi kreatif Indonesia.
Lebih lanjut, salah satu dewan juri sayembara Yori Antar mengatakan sebuah pusat cenderamata selayaknya dapat memberikan kesan. Baik dari segi pelayanan maupun suasana ruangnya.
"Untuk itu, desain harus mempunyai kesan tersendiri dari segi interiornya yang bisa didapat dari elemen-elemen pembentuknya dan pelengkap ruang yang merupakan unsur-unsur desain interior," katanya.
Pendaftaran sayembara ini akan dimulai pada 5 - 31 Oktober 2018 dan pengumuman pemenang pada 30 November 2018. Untuk informasi lebih lengkap, bisa mengunjungi website arsitekturnusantara.propanraya.com sekaligus mendaftarkan diri sebagai peserta sayembara. (mul/ega)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan