Umumnya bentuk peti jenazah berbentuk persegi panjang dan berlaku universal di mana pun. Namun, tidak begitu di Kota Accra di Ghana.
Berawal dari kebiasaan masyarakatnya yang memakamkan seseorang mengikuti profesinya dahulu, sebuah toko peti jenazah bernama Kane Kwei Coffins memulai sebuah inisiatif berbeda di tahun 1940.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toko peti jenazah Kane Kwei Coffins sebagai pelopor (Abdelhak Senna/AFP/Getty Images) |
Misalnya saja, seorang penulis menghendaki sebuah peti mati berbentuk pulpen atau seorang fotografer yang menginginkan peti berbentuk kamera. Ya, semua bisa dibuat oleh Kane Kwei Coffins.
Kane Kwei sang inisiator pun telah tiada. Namun, usahanya diteruskan oleh salah satu keturunannya yang bernama Eric Adjetey Anang. Selain Kane Kwei Coffins, tak sedikit juga pemilik toko jenazah yang ikut-ikutan menyediakan jasa pembuatan peti mati aneka bentuk.
|
Dari segi waktu, pembuatan peti mati kreatif ini butuh setidaknya beberapa minggu untuk selesai. Harganya berkisar sekitar USD 1.000 atau Rp 15 juta.
Entah bagaimana ceritanya, tapi hal tersebut sudah berlangsung sejak lama dan masih dipertahankan hingga sekarang. Pembuatan peti mati itu pun dinilai sebagai bentuk penghormatan terakhir, kepada orang yang telah meninggal.
Ketika proses penguburan, peti matinya akan diarak keliling kota. Berbagai upacara adat turut digelar, bertujuan untuk mendoakan sang jenazah. Bagi traveler yang sedang berada di Kota Accra, ini bisa jadi tontonan sekaligus momen untuk mengenal kehidupan masyarakatnya lebih dekat. (sna/fay)












































Toko peti jenazah Kane Kwei Coffins sebagai pelopor (Abdelhak Senna/AFP/Getty Images) 
Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi