"ASITA (Association of Indonesian Tours and Travel Agencies) bersama Bali Liang, BTB, Komite China dan Pemerintah lagi sedang mendalami persoalan ini. Tentu kami stakeholder pariwisata Bali, pemerintah tidak mau Bali dijual murah apalagi dengan cara-cara berbisnis yang kurang atau tidak sehat atau mungkin mafia sangat kita tolak," kata Ketua ASITA Bali I Ketut Ardana lewat pesan singkat, Senin (22/10/2018).
Kabar pariwisata Bali dijual murah itu diduga dilakukan para pengusaha asal China yang bekerja sama dengan travel ilegal. Modusnya, para turis asal China ini diajak untuk berbelanja ke toko-toko milik pengusaha asal China yang juga menjual produk-produk asal China namun diklaim sebagai produk khas Bali atau Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuncinya untuk mengatasi permasalahan ini adalah harus ada regulasi yang dijalankan secara tegas tanpa kecuali, tidak ada pihak manapun yg menghalangi atau melindungi praktik bisnis seperti yang terjadi di market China ini. Jadi harus segera ada tindakan tegas dari kita semua dan harus komit," tegasnya.
Terpisah, salah seorang pengusaha travel yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan produk-produk yang dijual itu berupa lateks, mahkota, dan produk-produk kerajinan lainnya. Dia mengungkapkan market China memang terbilang unik karena menjual murah dengan target wisatawan rombongan.
"Sebenarnya market Tiongkok bukan semuanya jual murah, ada juga yang mahal. Jika dibandingkan memang yang murah lebih banyak dan yang murah mereka saling banting harga supaya dapat tamu grup," terangnya.
Tonton juga 'Belajar Jadi Desa Berdaya di Penglipuran Bali':
(ams/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol