Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kaya akan tradisi dan budaya yang sangat melekat di masyarakat. Seperti Tradisi Upacara Adat Nyangku yakni prosesi penyucian benda pusaka peninggalan Raja Panjalu Prabu Sanghyang Borosngora.
Ribuan masyarakat Panjalu, Ciamis dan dari luar daerah antusias mengikuti prosesi upacara adat Nyangku yang dipusatkan di Taman Borosngora Alun-alun Panjalu Senin (3/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Dadang Hermansyah/detikTravel) |
Pusaka lalu diarak diiringi dengan solawat dan alat musik gembyung menuju Nusa Gede (Pulau di tengah Situ Lengkong Panjalu). Di Nusa Gede terdapat makam Raja Panjalu dan tokoh kerajaan Panjalu.
Setelah itu, pusaka diarak kembali menuju Taman Borosngora Alun-alun Panjalu untuk dilakukan ritual Jamas, atau membersihkan atau mencuci benda pusaka tersebut.
(Dadang Hermansyah/detikTravel) |
Prosesi Jamas, pertama pembungkus pusaka dibuka lalu dibawa menuju tempat pembersihan yang terbuat dari bambu yang terletak di tengah taman. Tahap akhir, setelah dibersihkan pusaka diolesi minyak khusus kemudian dibungkus kain putih dan disimpan kembali ke Pasucian Bumi Alit.
Secara simbolis ada tiga benda pusaka yang dibersihkan antara lain pedang pemberian Sidina Ali kepada Prabu Borosngora yang dinamai Zulfikar, Kujang Panjalu dan Keris Stokkomando.
Nyangku sudah dilakukan sejak zaman dulu secara turun temurun. Tujuannya untuk mengenang jasa Prabu Sanghyang Borosngora yang telah menyampaikan ajaran Islam. Selain itu, Nyangku digunakan sebagai salah satu media syiar Islam bagi masyarakat Panjalu. Juga untuk melestarikan budaya. Untuk mupusti bukan untuk migusti.
(Dadang Hermansyah/detikTravel) |
Menurutnya, dengan Nyangku menjadikan masyarakat Panjalu lebih berkarakter, dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi yang baik dan toleran. Serta mempererat tali silaturahmi sesama warga Panjalu.
"Bukan hanya untuk penghormatan saja, juga Nyangku ini dijadikan momen untuk evaluasi diri agar ke depan lebih baik lagi. Intinya membersihkan diri," katanya.
(Dadang Hermansyah/detikTravel) |
"Nyangku ini harus terus dilestarikan dan diturunkan kepada para pemuda atau regenerasi secara estafet dilaksanakan supaya tidak hilang," pungkasnya.
Dalam Festival Budaya Panjalu juga ditampilkan berbagai kesenian asal Kabupaten Ciamis, seperti Wayang Landung dan Bebegig Sukamantri. (sym/sym)












































(Dadang Hermansyah/detikTravel)
(Dadang Hermansyah/detikTravel)
(Dadang Hermansyah/detikTravel)
(Dadang Hermansyah/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Warga Baduy Dalam Ditolak RS karena KTP, Potret Buruk Layanan Kesehatan Masyarakat Adat