Bukan prasasti ataupun peninggalan, baru ukuran besar di halaman situs Astana Gede Kawali, Ciamis ini punya keistimewaan tersendiri. Batu yang memiliki nama Sanghyang Bongkok atau ada juga yang menyebut Batu Jubleg ini konon tak bisa dihancurkan alias sangat kuat.
Batu yang terletak di pinggir lapang halaman situs Astana Gede Kawali, Ciamis, Jawa Barat ini ditemukan sekitar tahun 2008. Saat Pemerintah Desa setempat membuat sebuah lapang sepakbola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bahkan kabarnya, warga tersebut meninggal dunia beberapa hari usai mencoba menghancurkan batu. Alat berat yang digunakan menghancurkan batu tersebut juga malah mati mendadak.
"Selain menemukan batu, juga saat pengerjaan lapangan sampai selesai banyak masyarakat dan pekerja menemukan peningalan-peninggalan sejarah berupa keramik dan benda lainnya," ujar Fahmi Haqulyakin, warga Kawali yang juga budayawan muda.
BACA JUGA: Jembatan Gantung Swiss di Ciamis yang Instagramable
Dijelaskan Fahmi, secara logika, semestinya alat berat mampu memecahkan Batu besar itu. Karena kekuatan alat berat dianggap melebihi berat batu, namun ternyata malah sebaliknya.
Usaha untuk memecahkan batu tersebut sampai mendatangkan orang pintar (paranormal). Namun setelah melakukan ritual tapi batu itu masih tak bisa dihancurkan.
![]() |
"Sempat Pemerintah Desa mencoba untuk mendatangkan ahli benda purbakala, khawatir itu batu peninggalan, atau terdapat jejak sejarah. Tapi hasilnya tidak ditemukan adanya jejak sejarah. Jadi ini hanya batu biasa," jelas Fahmi.
Hal-hal gaib juga terjadi di sekitar batu itu. Setiap malam-malam tertentu beberapa warga sempat melihat seorang kakek berjubah putih, berjenggot panjang, badan bungkuk, tengah berkeliling bahkan duduk di atas batu tersebut. Sehingga beberapa warga menyebut baru itu Sanghyang Bongkok.
Dari berbagai kisah mistis ini, Pemerintah Desa berinisiatif membangun saung atau bangunan yang mengelilingi batu tersebut.
"Bahkan di wilayah batu itu, ketika ada yang melakukan hal negatif, berpacaran, mabuk dan lainnya akan celaka. terkadang ada yang kesurupan," pungkasnya.
Sementara itu, Budayawan Kawali Dadang Kimos membenarkan adanya cerita yang berkembang di masyarakat, batu yang tak bisa dihancurkan tersebut. Berikut menyimpan cerita mistis di dalamnya.
![]() |
"Memang betul batu itu setelah ditemukan sampai sekarang tak bisa dihancurkan. Menurut saya, karena adanya cerita itu, orang menjadi takut dan merasa tidak yakin mampu memecahkan batu itu," jelas Dadang.
Ia tak sependapat dengan adanya pembangunan saung di atas batu tersebut oleh Pemdes setempat. Menurutnya batu tersebut hanya batu biasa, bukan prasasti atau peninggalan sejarah.
"Hanya saya ingatkan, batu ini jangan sampai dijadikan sebagai sarana yang akhirnya masuk kepada kemusyrikan. Itu hanya batu biasa," pungkasnya. (bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum