Nikmatnya Bubur Samin Khas Banjar yang 'Merantau' di Solo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nikmatnya Bubur Samin Khas Banjar yang 'Merantau' di Solo

Bayu Ardi Isnanto - detikTravel
Sabtu, 11 Mei 2019 15:35 WIB
Bubur samin, takjil khas Palembang di Masjid Darussalam, Serengan, Solo (Bayu/detikcom)
Solo - Tak sedikit kuliner daerah yang merantau ke luar wilayahnya, tapi mendapat tempat di hati penikmatnya. Di Solo misalnya, ada bubur samin khas Banjarmasin.

Selepas asar, masyarakat mulai berdatangan ke Masjid Darussalam, Serengan, Solo. Mereka berduyun-duyun antre untuk mendapatkan bubur samin legendaris khas Banjarmasin.

Dengan membawa rantang, mereka rela menunggu sampai bubur samin matang dan siap dibagikan. Saat matang, satu per satu rantang milik warga pun diisi bubur samin yang lezat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Takjil ini selalu dinanti umat di Masjid Darussalam, Serengan, Solo(Bayu/detikcom)Takjil ini selalu dinanti umat di Masjid Darussalam, Serengan, Solo (Bayu/detikcom)
Suasana tersebut selalu terlihat saat Ramadhan, terutama ketika awal puasa. Masyarakat selalu ingin segera melepas kerinduannya dengan mencicipi bubur samin.

"Setiap Ramadhan wajib ke sini. Kalau belum ke sini, rasanya selalu kepikiran. Tidak masalah antre lama," kata warga Pasar Kliwon, Solo, Pramono, Selasa (7/5/2019).

Wajar jika bubur ini menjadi incaran masyarakat. Sebab rasanya memang khas dan sulit ditemukan di luar bulan Ramadhan.

Untuk memperoleh rasa yang enak dengan porsi besar tentu perlu proses tidak cepat. Pengurus masjid mulai menyiapkan bahan makanan dan mengolahnya sejak pukul 10.00 WIB.

Belasan orang secara bergantian mengaduk bubur yang dimasak dalam bejana besar. Bubur baru selesai dimasak setelah lebih dari lima jam.

"Bubur dibuat dari beras, sayuran, bumbu rempah, irisan daging sapi, dan yang khas pakai minyak samin," kata Ketua Takmir Masjid Darussalam, HM Rosyidi.

Kuliner bubur samin khas Palembang yang dibagikan tiap bulan Ramadhan (Bayu/detikcom)Kuliner bubur samin khas Palembang yang dibagikan tiap bulan Ramadhan (Bayu/detikcom)
Rosyidi mengisahkan bahwa tradisi membagikan bubur samin sudah ada sejak tahun 1980. Awalnya bubur hanya dikonsumsi para perantau dari Banjar, tapi seiring berjalannya waktu bubur dibagikan kepada masyarakat.

"Dulu hanya 15 kg beras per hari. Tahun ini 50 kg beras disediakan untuk sekitar 1.100 porsi. 900 porsi di antaranya dibagi untuk masyarakat," ungkap dia.

Panitia juga menyediakan 200 porsi bubur samin spesial untuk jemaah yang berbuka di masjid. Khusus di masjid, bubur samin disajikan bersama sambal dan kurma. Minumnya pun disediakan secangkir kopi susu.

Bagi traveler yang tengah liburan di Solo, tentunya bisa memasukkan Masjid Darussalam di Serengan sebagai tempat ibadah sekaligus berbuka. Nikmatnya berbagi. (rdy/rdy)

Hide Ads