Dilansir dari BBC News, Senin (24/6/2019) tim penelitian dari Lamont-Doherty Earth Observatory, Columbia University di AS menungkap fakta mencairnya es di Pegunungan Himalaya. Mereka memakai perbandingan citra satelit.
Pertama, mereka mengumpulkan citra satelit dari program pengintaian AS yang diberi nama Hexagon. Hexagon digunakan militer AS pada tahun 1970-an dan 1980-an, yang mana saat itu tugasnya untuk memotret Bumi dari ketinggian secara rahasia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi di tahun 2011, pihak pemerintah AS memberikan data-data dari Hexagon ke para peneliti melalui US Geological Survey. Tujuannya, tentu untuk ilmu pengetahuan.
Data dari Hexagon lantas dibandingkan dengan citra satelit NASA dan Japanese Space Agency (JAXA). Hasilnya adalah sejak tahun 2000, ketinggian gletser di Pegunungan Himalaya rata-rata telah menciut 0,5 meter setiap tahun.
"Dari kajian ini, kami benar-benar melihat gambaran jelas bagaimana gletser-gletser Himalaya telah berubah," kata Joshua Maurer, salah satu peneliti dari Columbia University.
Tim peneliti telah meninjau 650 gletser di Himalaya yang membentang sepanjang 2.000 km. Tercatat sepanjang tahun 1975 sampai 2000, rata-rata sebanyak empat miliar ton es menghilang setiap tahun!
![]() |
![]() |
Namun antara tahun 2000 hingga 2016, pencairan gletser hampir dua kali lebih cepat. Suatu hal yang sangat mengkhawatirkan.
"Gletser paling banyak kehilangan es pada bagian kemiringan rendah dan di situlah sebagian besar penipisan berpusat. Beberapa zona tersebut telah menipis lima meter per tahun," lanjutnya menjelaskan.
Apa penyebabnya?
Penyebab mencairnya gletser di Pegunungan Himalaya, dinilai karena pemanasan global. Dalam jangka pendek, es yang mencair dalam jumlah banyak dapat menimbulkan banjir. Sedangkan jangka panjang, jutaan orang di kawasan itu yang bergantung pada air lelehan gletser selama bertahun-tahun dapat mengalami kekeringan berkepanjangan.
Dr Hamish Pritchard dari British Antarctic Survey, berpendapat bahwa pemanasan global harus menjadi isu besar yang dihadapi bersama oleh tiap negara. Pemanasan global pun ujung-ujungnya bakal membuat manusia menderita.
![]() |
"Kita bisa melihat betapa melelehnya gletser di sepanjang pegunungan Himalaya telah meningkat akibat perubahan iklim," kata Hamish.
"Ketika es habis, beberapa sungai penting di Asia akan kehilangan pasokan air. Padahal tadinya sungai-sungai tersebut terus mengalir sepanjang musim kemarau, manakala air sangat berharga. Tanpa gletser di pegunungan, musim kemarau akan sangat buruk bagi jutaan orang yang membutuhkan air di hilir," tutupnya.
FOKUS: Bumi Rumah Kita
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!