Pentingnya Dukungan Infrastruktur Bagi Industri Pariwisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pentingnya Dukungan Infrastruktur Bagi Industri Pariwisata

Uji Sukma Medianti - detikTravel
Selasa, 25 Jun 2019 17:57 WIB
Foto: Dok. Kemenpar
Jakarta - Maraknya pembangunan infrastruktur selama lima tahun terakhir, memberi harapan baru bagi perkembangan pariwisata di sekitar area lokasi destinasi. Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menilai sudah semestinya infrastruktur mampu membangkitkan kegiatan pariwisata bukan hanya mempermudah aktivitas individu saja. Seperti yang terjadi di Banten dan Lampung.

"(Infrastruktur) bukan hanya memudahkan aktivitas orang per orang, tetapi juga penting buat sektor industri pariwisata. Karena, perpindahan orang antar destinasi menjadi sangat mudah dan cepat," kata Hariyadi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Hariyadi mencontohkan di jalur laut Selat Sunda misalnya. Jarak tempuh antara Pelabuhan Merak Banten dan Bakauheni Lampung menjadi sangat dekat. Dulu, rute laut ini ditempuh dalam waktu 2,5 hingga 3 jam. Namun, ketika Dermaga Eksekutif di-groundbreaking perjalanan menjadi hanya 45-60 menit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, masih kata Hariyadi, fasilitas pelabuhan yang nyaman seperti mal dilengkapi dengan garbarata untuk naik turun kapal tentunya membawa perubahan yang signifikan. Alhasil, arus pergerakan penumpang pun menjadi semakin besar.

"Selat Sunda ini sangat vital. Karena menjadi jalur distribusi dari Pulau Jawa ke Sumatera dan begitu sebaliknya. Namun akses ini dibuat sangat lancar oleh Presiden Jokowi. Saat mudik lalu, tingkat kemacetan pun berkurang jauh. Kenyamanan semakin tinggi," ungkapnya.


Adapun, dari sisi akses juga tidak kalah bagus. Menurut Hariyadi, saat ini akses darat, laut dan udara di Lampung sudah terkoneksi. Pelabuhan Bakauheni kini terhubung dengan Tol Lampung, jalur bebas hambatan pertama di Provinsi Lampung. Ditambah lagi tol itu juga terkoneksi langsung dengan Bandara Radin Inten II.

"Kemudahan ini akan berdampak bagus buat daerah-daerah sekitar infrastruktur. Jalan Tol Sumatera saat ini sampai Lampung, tentu akan semakin dahsyat ketika tembus hingga Sumatera Selatan," ujarnya.

Hariyadi pun mengapresiasi kerja Menteri Pariwisata Arief Yahya yang dinilai cepat dalam melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pihaknya pihaknya mengedepankan sinergisme antar pemerintahan. Contohnya saat pemulihan bencana Selat Sunda.

"Saat recovery program bencana Selat Sunda pun, kita selalu melibatkan dua provinsi sekaligus, Banten dan Lampung. Karena sama-sama terdampak, sama-sama menjadikan Krakatau sebagai ikon, sama-sama mengandalkan wisata bahari di Selat Sunda," ungkap Arief.

Arief juga menjelaskan, infrastruktur dan pariwisata adalah dua sisi yang saling mendukung dan melengkapi. Dia mencontohkan destinasi prioritas, Danau Toba Sumatera Utara. Ketika infrastruktur Bandara Silangit dibangun, kapasitas terminalnya diperbesar, runway diperpanjang dan diperlebar, apron untuk parkir pesawat diperlebar, sehingga akses melalui udara ke Danau Toba semakin terbuka lebar.


Lalu, lanjut Mantan Dirut PT Telkom ini, jalur tol dari Kuala Namu-Tebing Tinggi juga sudah dibangun. Menyusul Tebing Tinggi-Pematang Siantar, dan pelebaran akses dari Pematang Siantar-Parapat. Rencananya, inner ring road, outer ring road juga akan dikembangkan di Danau Vulkanik terbesar dan terdalam di dunia itu.

Meskipun progress membangun infrastruktur itu belum 100%, tetapi pertumbuhan di Danau Toba sudah signifikan. "Delapan Kabupaten di sekeliling Danau Toba bertumbuh PAD-nya, hingga 80%, sejak disentuh Pariwisata dan dibangun infrastruktur," jelasnya.

Cerita yang sama juga terjadi di Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Sejak Tanjung Kelayang ditetapkan sebagai Destinasi Prioritas atau 10 Bali Baru dan dibangun bandaranya, maka statusnya dinaikkan menjadi bandara internasional. Alhasil, infrastruktur perhubungan di Belitung jadi makin kuat dan tumbuh signifikan.

"Menurut Pak Bupati Belitung, pertumbuhan PAD-nya, lebih dari 300% dari sebelumnya," jelas Arief.

Begitu pula yang terjadi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia mengatakan industri di Pulau Komodo juga bertumbuh pesat, sampai-sampai PAD yang tahun 2017 hanya Rp 70 miliar, naik hampir 100% di tahun 2018 yang tembus Rp 135 miliar. (prf/mul)

Hide Ads