Apa Rasanya Jalan Kaki 17 Bulan Menyusuri Tembok Besar China?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Apa Rasanya Jalan Kaki 17 Bulan Menyusuri Tembok Besar China?

Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 04 Jul 2019 16:11 WIB
Dong Yao-hui yang berjalan kaki 17 bulan menyusuri Tembok Besar China (BBC)
Beijing - Mari kenalan sama Dong Yao-hui. Seorang pria yang jalan kaki 17 bulan menyusuri Tembok Besar China. Bagaimana rasanya?

Dong Yao-hui dan dua temannya, Wu De-yu dan Zhang Yuan-hua mencatatakan tinta sejarah. Mereka adalah orang-orang pertama yang jalan kaki menyusuri Tembok Besar China. Mereka menghabiskan waktu 17 bulan lamanya!

Perjalanan Dong dimulai dari Laolongtou alias Si Kepala Naga Tua di Shanhai Pass pada Mei 1984. Mereka bergerak ke barat menuju rangkaian pegunungan di provinsi Hebei sampai ke Jiayu Pass, pada September 1985. Total jarak yang ditempuh mencapai 8 ribu kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: Cerita Orang Jalan Kaki 17 Bulan Menyusuri Tembok Besar China

Dong Yao-hui (BBC)Dong Yao-hui (BBC)


BBC pernah mewawancarai Dong Yao-hui tentang pengalamannya tersebut. Dirangkum detikcom, Kamis (4/7/2019) berikut petikan wawancaranya:

Apa tantangan terberat menyusuri Tembok China dengan berjalan kaki?

"Kami merasakan panasnya terik matahari sampai salju yang sangat dingin. Tapi, tantangan terberat utamanya adalah dari sisi psikologi," kata Dong yang saat perjalanan itu berusia 25 tahun.

Maksudnya?

"Setiap hari kita melihat pemandangan yang sama, pemandangan yang monoton. Belum lagi, jalurnya yang mendaki dan menurun yang seolah tak habis-habis," ujarnya.

Dong Yao-hui dan dua temannya, Wu De-yu dan Zhang Yuan-hua (BBC)Dong Yao-hui dan dua temannya, Wu De-yu dan Zhang Yuan-hua (BBC) Foto: undefined


Bagaimana dengan persediaan makanan?

"Ada desa-desa di berbagai bagian Tembok Besar China. Mereka sangat baik kepada kami dan memberikan makan," kata Dong.

Jalur yang ditempuh (dari kanan ke kiri) (BBC)Jalur yang ditempuh (dari kanan ke kiri) (BBC)


Kalau air?

"Itu juga tantangan terberatnya. Untuk mendapat air, kita harus keluar dari jalur utama bahkan sampai menuruni pegunungan atau masuk ke hutan mencari sumber air. Itu cukup menguras energi, jadi kita harus hemat-hemat air," papar Dong.

Bagaimana dengan trek sepanjang perjalan?

"Karena kita tidak ada map dan hanya mengikuti rangkaian Tembok Besar China, jadi kita tidak tahu medan yang akan dihadapi. Beberapa medan sulit dilewati, tapi kami lagi-lagi dibantu warga desa yang kami temui. Mereka menunjukan jalur yang aman dilewati," terangnya.

Mereka bertiga mengalami kondisi psikis yang melelahkan (BBC)Mereka bertiga mengalami kondisi psikis yang melelahkan (BBC)


Bagaimana dengan rekan seperjalanan?

"Wu De-yu adalah teman sekolah saya, yang awalnya memang ide kami berdua berjalan kaki menyusuri Tembok Besar China dan kemudian Zhang Yuan-hua ikut. Wu De-yu orangnya sangat puitis dan tempramental, sedangkan Zhang Yuan-hua bekas tentara. Jadi ya, kita sering beradu argumentasi," jelas Dong sambil tertawa.

Apa tujuan dari jalan kaki menyusuri Tembok Besar China ini?

"Kami ingin mendokumentasikannya, kami ingin menjaga sejarahnya dan kami ingin merawat bangunannya. Saat itu belum banyak buku atau referensi yang menjelaskan tentang Tembok China. Maka kami dalam ekspedisi ini, mendokumentasikan semuanya sampai kehidupan di sekitar Tembok Besar China," ungkap Dong.

(BBC)(BBC)


Pemandangan di sepanjang jalan, bagus nggak?

"Kita menyisir hampir seluruh bagian utara China. Kami melewati berbagai destinasi terkenal seperti Pegunungan Yan dan Taihang, sampai melihat Gurun Gobi," kenangnya.

Anda menjadi orang pertama yang jalan kaki menyusuri Tembok Besar China, bagaimana rasanya saat finish?

"Semua orang mengucapkan selamat dan kami dianggap pahlawan. Kami menjadi terkenal, tapi bukan itu yang kami mau. Sesuai tujuan kami tadi, perjalanan kami adalah untuk bisa menjaga dan merawat Tembok Besar China," tegas Dong.

Saat mereka bertiga tiba di garis finish di Jiayu Pass (BBC)Saat mereka bertiga tiba di garis finish di Jiayu Pass (BBC)


Tahun 2014, Dong mendirikan sebuah organisasi bernama Great Wall Society. Tujuannya untuk memelihara Tembok Besar China, sekaligus mengedukasi kepada masyarakat untuk menjaga peninggalan mahakarya tersebut.

Hingga kini, Dong masih terus mempelajari dan mengunjungi Tembok Besar China. Awalnya hanya sekadar penasaran dan sebagai petualangan, kini sudah menjadi jalan hidupnya. Mencintai Tembok Besar China, sampai akhir hayat.

"Saat saya di Tembok Besar China, saat saya menyentuh temboknya, saya seperti berkomunikasi dengan orang-orang di zaman dulu. Bayangkan, berapa banyak tangan untuk membangun Tembok Besar China ini selama ratusan tahun. Saya seperti menyentuh mereka," pungkas Dong. (aff/aff)

Hide Ads