Koteka: Dari Pembungkus Kelamin Pria Menjadi Suvenir

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Koteka Terancam Punah

Koteka: Dari Pembungkus Kelamin Pria Menjadi Suvenir

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Senin, 05 Agu 2019 19:15 WIB
Koteka yag digantung di Pasar Hamadi, Jayapura (Elvan Dany Sutrisno/detikcom)
Jakarta - Selain dipakai oleh pria dari suku adat Papua, koteka juga menjadi suvenir bagi para traveler. Inilah buah tangan khas Papua.

Sejak zaman nenek moyang, koteka telah dipakai oleh pria suku Dani, suku Mee, suku Amungme, Suku Lani, Suku Yali dan Suku Mek yang mendiami tanah Papua.

Bagi masyarakat adat Papua, kehadiran koteka dari buah labu sebagai alat pembungkus alat kelamin pria telah menjadi bagian adat yang tak terpisahkan sejak dini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya seiring dengan modernitas, perlahan budaya memakai koteka ini mulai ditinggalkan oleh generasi sekarang. Hal itu pun jadi kekhawatiran oleh Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto saat dihubungi detikcom.

"Generasi muda di pegunungan tengah Papua saat ini, sebagian tidak berkoteka dari usia balita hingga dewasa bahkan sebagian dari mereka tidak mengetahui tentang budaya berkoteka yang merupakan warisan nenek moyang," ujar Hari kepada detikcom, Senin (5/8/2019).

BACA JUGA: Tahukah Kamu Operasi Koteka?

Dijelaskan lebih lanjut oleh Hari, di masa mendatang keberadaan labu bahan dasar koteka disebutnya akan mengalami pergeseran makna. Dari yang tadinya merupakan bagian esensial dari budaya adat Papua, menjadi sayur hingga souvenir semata.

"Pada masa mendatang dikhawatirkan labu pembuat koteka hanya akan menjadi sayur untuk dikonsumsi, sebagai obat tipes atau obat sakit tenggorokan, serta koteka dijual sebagai suvenir," ujar Hari.

Apabila traveler bertandang ke Papua kini, tak sulit untuk menjumpai koteka sebagai komoditi jualan. Di Jayapura misalnya, ada Pasar Hamadi yang terkenal sebagai tempat beli oleh-oleh khas Papua.

Aneka suvenir Papua di Pasar Hamadi (Elvan Dany Sutrisno/detikcom)Aneka suvenir Papua di Pasar Hamadi (Elvan Dany Sutrisno/detikcom)

Di sepanjang Jalan Sentral Hamadi berjajar toko cinderamata yang menjual koteka berbagai ukuran, noken atau tas khas Papua. Untuk koteka, harganya disesuaikan dengan ukuran, motif serta hiasannya. Yang paling biasa atau koteka polos misalnya, masih dapat dibeli dengan harga Rp 30 ribuan.

Kalau singgah ke Sorong usai pelesir ke Raja Ampat, traveler juga bisa mencari koteka di Pegunungan Arfak. Jangan tertipu, Pegunungan Arfak merupakan salah satu toko suvenir khas Papua yang terkemuka di Sorong.

BACA JUGA: Orang-orang yang Pertama Kali Lihat Koteka: Panjang Ya!

Seperti di Pasar Hamadi, traveler juga bisa menjumpai berbagai suvenir khas Papua seperti koteka, noken, gelang hingga kerajinan kayu khas Suku Asmat.

Pada akhirnya, membeli suvenir koteka mungkin dapat menjadi salah satu cara untuk memelihara kesadaran akan koteka sebagai adat budaya Papua yang perlu dilestarikan.


(bnl/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Koteka Terancam Punah
Koteka Terancam Punah
12 Konten
Koteka adalah aksesoris tradisional khas Papua. Namun sayang, koteka kini terancam punah. Koteka semakin kehilangan fungsi budayanya dan bisa-bisa hanya sebatas barang suvenir saja.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads