5 Fakta Bouvet: Pulau Antah Berantah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

5 Fakta Bouvet: Pulau Antah Berantah

Afif Farhan - detikTravel
Selasa, 05 Nov 2019 07:45 WIB
5 Fakta Bouvet: Pulau Antah Berantah
Bouvet, pulau antah berantah (British Antarctic Survey/BBC)
Bouvet - Sebutan pulau antah berantah layak disematkan pada Bouvet. Inilah pulau di ujung selatan Bumi, jauh dari mana-mana!

CNN Travel pernah melansir 'World's 7 Most Dangerous and Remote Islands' yang artinya 7 pulau paling berbahaya dan terpencil di dunia. Salah satunya yang menarik dibahas dan mungkin belum banyak orang tahu adalah Pulau Bouvet.

Mari simak 7 fakta dari Pulau Bouvet ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Di bagian selatan Samudera Atlantik

Dilihat pada peta, Pulau Bouvet berlokasi di bagian selatan Samudera Atlantik. Berjarak 1.000 km dari Kutub Selatan, serta lebih dari 3.000 km dari daratan Argentina dan Afrika Selatan. Itu sudah cukup menjadikannya sebagai tempat terpencil di dunia.

Pulau ini pun tidak dihuni manusia!

5 Fakta Bouvet: Pulau Antah BerantahFoto: (BBC)


2. Apa arti 'Bouvet'?

Dalam penjelasan di situs South Pole yang merangkum berbagai ekspedisi pelaut dunia dalam pelayaran menjelajahi Kutub Selatan, Pulau Bouvet pertama kali ditemukan oleh seorang pelaut Prancis, Jean-Baptiste Charles Bouvet de Lozier.

Tahun 1738 dia menawarkan diri untuk menjelajahi bagian selatan Bumi kepada pemerintah Prancis. Tujuannya, untuk mencari daratan baru yang tentu saja bisa dikuasai dan dijadikan koloni.

Permintaannya dikabulkan, Jean-Baptiste pun dimodali dua kapal yang bernama Aigle dan Marie. Perjalanannya pertama-tama dari Prancis menuju ke Brasil. Lalu dari sana, dia berangkat pada bulan Juli 1738 dan tiba di Pulau Bouvet pada bulan Desember 1739.

Dari cerita perjalanan Jean-Baptiste, kala itu krunya melihat daratan luas yang pinggiran pulaunya adalah tebing-tebing es. Setelah mengelilingi pulaunya, Jean-Baptiste dapat bertemu pantai dan mencoba untuk menetap selama mungkin.

5 Fakta Bouvet: Pulau Antah BerantahFoto: (Wikipedia)


Di sana pula, Jean-Baptiste bersama kru kapalnya melihat penguin. Dia menuliskan, 'mahluk amfibi yang terlihat lebih besar daripada bebek tapi memiliki sayap bukan sirip'. Masih banyak yang mau dijelajahi, tapi sayang waktunya tidak banyak.

Persedian makanan menipis dan banyak kru kapal yang sakit. Ditambah suhu yang setiap hari sangat dingin, hujan es dan badai salju, membuat kondisi makin buruk.

Satu bulan menetap di pulaunya, Jean-Baptiste kembali pulang ke kampung halamannya. Dia pun meminta maaf kepada pemerintah Prancis dan bilang, kalau pulau yang ditemuinya sangat tidak layak untuk dihuni. Hanya tanah dan batu, tidak ada tumbuhan dan tidak banyak hewan.

Setelah itu, hampir 100 tahun lebih belum ada penjelajah yang mendatangi pulau yang akhirnya diberi nama Pulau Bouvet (sesuai nama si Jean-Baptiste Charles Bouvet de Lozier). Barulah di tahun 1822, pelaut asal Amerika bernama Benjamin Morrell datang lagi ke sana.

Kemudian, pelaut asal Inggris George Norris juga pernah mampir ke Pulau Bouvet di tahun 1825. Tapi para pelaut-pelaut itu, ternyata tidak tertarik untuk mendaulat Pulau Bouvet sebagai bagian negaranya. Hingga pelaut asal Norwegia, Harald Horntvedt datang ke sana di tahun 1927 dan mendeklarasikan Pulau Bouvet sebagai bagian negara Norwegia hingga saat ini.

BACA JUGA: Cerita Peneliti dari Tempat Paling Kesepian di Bumi

(Halaman selanjutnya, ada apa di sana dan bisakah kita datang?)

Ada apa di sana dan bisakah kita datang?

Foto: (British Antarctic Survey/BBC)
3. Ada apa di sana?

Mengenal Pulau Bouvet lebih dekat, pulau ini memiliki luas sekitar 49 km persegi. Menurut penelitian para ahli, Pulau Bouvet adalah pulau vulkanik yang sangat tandus, serta 90 persen wilayahnya tertutup oleh gletser (bongkahan es besar yang menutupi permukaan tanah).

Para penghuni Pulau Bouvet adalah burung, penguin dan anjing laut. Hewan-hewan itu pun tidak menetap selamanya di sana, artinya hanya mampir saja.

5 Fakta Bouvet: Pulau Antah BerantahPara peneliti melakukan penelitian pemanasan global di Pulau Bouvet (British Antarctic Survey/BBC)

4. Tak sembarang orang bisa datang

Pemerintah Norwegia menjadikan Pulau Bouvet sebagai kawasan cagar alam. Pemerintah Norwegia sebenarnya membangun stasiun penelitian di sana, sebagai tempat tinggal para peneliti satwa dan lainnya. Namun para peneliti tersebut hanya beberapa bulan saja diizinkan menetap, demi faktor keselamatan. Asal tahu saja, dalam satu tahun bisa terjadi 300 kali badai salju di sana.

Pemerintah Norwegia pun tidak memberikan sembarangan izin kepada turis untuk mengunjungi Pulau Bouvet. Hanya para peneliti saja yang diizinkan untuk datang ke sana (tentu dengan proses yang sangat ketat).

BACA JUGA: Kehidupan di Pulau Kekecewaan

5. Turis bisa lihat dari kapal

Traveler yang benar-benar punya jiwa petualang dan banyak uang silakan ikut paket tur dari operator-operator wisata minat khusus yang menawarkan ekspedisi di Kutub Selatan dan sekitarnya. Beberapa di antaranya seperti Polar Cruises, Ocean Wide Expeditions dan Adventure Life.

Perjalanannya dimulai dari Argentina, lalu berlayar selama 1 bulan mengelilingi Kutub Selatan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Bouvet. Harga paling murah mulai dari USD 7.950 atau sekitar Rp 103 juta.

Halaman 2 dari 2
3. Ada apa di sana?

Mengenal Pulau Bouvet lebih dekat, pulau ini memiliki luas sekitar 49 km persegi. Menurut penelitian para ahli, Pulau Bouvet adalah pulau vulkanik yang sangat tandus, serta 90 persen wilayahnya tertutup oleh gletser (bongkahan es besar yang menutupi permukaan tanah).

Para penghuni Pulau Bouvet adalah burung, penguin dan anjing laut. Hewan-hewan itu pun tidak menetap selamanya di sana, artinya hanya mampir saja.

5 Fakta Bouvet: Pulau Antah BerantahPara peneliti melakukan penelitian pemanasan global di Pulau Bouvet (British Antarctic Survey/BBC)

4. Tak sembarang orang bisa datang

Pemerintah Norwegia menjadikan Pulau Bouvet sebagai kawasan cagar alam. Pemerintah Norwegia sebenarnya membangun stasiun penelitian di sana, sebagai tempat tinggal para peneliti satwa dan lainnya. Namun para peneliti tersebut hanya beberapa bulan saja diizinkan menetap, demi faktor keselamatan. Asal tahu saja, dalam satu tahun bisa terjadi 300 kali badai salju di sana.

Pemerintah Norwegia pun tidak memberikan sembarangan izin kepada turis untuk mengunjungi Pulau Bouvet. Hanya para peneliti saja yang diizinkan untuk datang ke sana (tentu dengan proses yang sangat ketat).

BACA JUGA: Kehidupan di Pulau Kekecewaan

5. Turis bisa lihat dari kapal

Traveler yang benar-benar punya jiwa petualang dan banyak uang silakan ikut paket tur dari operator-operator wisata minat khusus yang menawarkan ekspedisi di Kutub Selatan dan sekitarnya. Beberapa di antaranya seperti Polar Cruises, Ocean Wide Expeditions dan Adventure Life.

Perjalanannya dimulai dari Argentina, lalu berlayar selama 1 bulan mengelilingi Kutub Selatan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Bouvet. Harga paling murah mulai dari USD 7.950 atau sekitar Rp 103 juta.

(aff/aff)

Hide Ads