Lokasi itu dijuluki Kampung Legenda. Sebelumnya lokasi itu kumuh, lalu ditata melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) menjadi lokasi yang menarik untuk dikunjungi dan penuh warna.
Siapa yang tak kenal dengan Legenda Lutung Kasarung asal Jawa Barat. Yang bercerita tentang perjalanan Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke bumi, menjadi seekor monyet (lutung). Yang pada akhirnya bertemu dengan putri Purbasari di daerah Gunung Cupu. Lalu menikah dan Lutung Kasarung berubah jadi seorang Pangeran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Nandar, warga disini tepatnya di Dusun Desakaler ini masih percaya bahwa daerahnya merupakan asal legenda Lutung Kasarung. Disebut sebagai Gunung Cupu karena bentuknya seperti gundukan tanah gunung dan cupu berarti wadah. Lokasi Gunung Cupu tak jauh dari kaki Gunung Sawal.
Nandar menjelaskan pada tahun 2019 ini, wilayah tersebut mendapat perhatian dari pemerintah. Sejak ditetapkan sebagai kawasan kumuh pada 2014. Kini dilakukan penataan menjadi lokasi yang nyaman dan enak dipandang. Bahkan meski belum 100 persen kerjaan, namun banyak yang berdatangan Kampung Legenda tersebut.
"Kebetulan daerah itu masuk dalam kawasan kumuh. Sekarang ditata menjadi lebih baik, konsepnya kekinian warna warni, menyesuaikan keinginan anak mudah. Bisa jadi lokasi foto-foto," ungkap Nandar yang juga Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat Paguyuban Warga Desa Gunung Cupu.
![]() |
Dalam penataan ini selain membuat indah juga mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Seperti sarana dan prasarana akses jalan serta MCK. Terlihat MCK juga dibentuk dan dilukis warna-warni sehingga jauh dari kotor dan bau. Masyarakat bisa nyaman menggunakan MCK tersebut.
"Idenya dari anak muda. Yang paling penting penataan sesuai estetika dan kekinian juga memiliki nilai edukasi. Penyaluran bakat anak muda. Alhamdulillah setiap pagi atau sore terutama akhir pekan, banyak dikunjungi," ucap Nandar.
![]() |
BACA JUGA: Foto: Rumah Belanda yang Hits di Ciamis |
Nandar menjelaskan berdasarkan SK Bupati tahun 2014, kawasan kumuh di Gunung Cupu seluas 7,1 hektar. Namun dengan penataan dari pemerintah sejak 2014-2018 berkurang sampai 4,68 hektar. Sisanya seluas 2,42 hektar ditata di tahun 2019.
"Target kami di 2020 nanti kawasan kumuh di Gunung Cupu jadi 0 persen. Kami mengucapkan kepada semua pihak telah membantu penataan kawasan kumuh ini. Terutama masyarakat yang telah gotong royong mengorbankan waktu, tenaga dan materi. Tanpa bantuan masyarakat program ini tak akan berjalan dengan baik," jelasnya.
Nandar berharap kepada masyarakat untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah diberikan Pemerintah pusat dan Kabupaten. Dijaga dan dirawat dengan baik supaya kawasan tempat tinggal tetap indah dan nyaman.
![]() |
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum