 Kabin pesawat AS2 Foto: Aerion/CNN |
Dunia sudah tidak sabar"Concorde adalah pesawat dengan mesin yang brilian. Tapi pesawat ini menghasilkan terlalu banyak emisi dan bising. Concorde juga terlalu mahal untuk dioperasikan," kata Tom Vice CEO Aerion Corporation.
"Apa yang kami coba lakukan sangat berbeda," imbuhnya.
Perusahaan berbasis di Kota Reno, Nevada, AS ini sedang mengembangkan jet supersonik AS2 untuk 8-12 penumpang. Dibanding dengan penerbangan reguler, AS2 mampu melesat dengan kecepatan Mach 1,4 (lebih dari 1.000 mph.
AS2 berjanji mampu mencukur waktu perjalanan selama tiga setengah jam dari New York-Cape Town. Perjalanan antara JFK-Singapura dan JFK-Sydney hanya lebih dari empat jam.
Aerion telah mendapatkan pelanggan baru, kepemilikannya bisa melalui perusahaan leasing Flexjet, dengan pesanan sejumlah 20 pesawat. Penerbangan pertama AS2 dijadwalkan pada tahun 2024 dan pesawatnya akan ditawarkan ke pasar pada 2026.
AS2 memiliki label harga USD 120 juta atau Rp 1.7 triliun, harga yang setimpal karena penghematan waktunya. Ambisi Aerion yang utama adalah pesawat terbang dengan baik dan Vice mengatakan bahwa dunia tidak bisa menunggu hingga 2050 hingga ke keadaan netral karbon.
Mesin pesawat supersonik AS2 (Foto: Aerion/CNN) |
Minimal pembakaran BBMMitra dalam program AS2 Aerion yakni GE yang memulai debutnya mesin supersonik Affinity tahun lalu dan Spirit AeroSystems yang membuat pesawat bertekanan AS2. Di kokpit, Honeywell merevolusi kabin dan menggunakan keahliannya dalam jet militer supersonik untuk merancang prosesor, display, sensor, dan sistem kontrol penerbangan AS2.
Salah satu hal yang tidak dimiliki dan yang dimiliki Concorde adalah afterburner. Yakni, sebuah sistem di mana bahan bakar disemprotkan ke pembuangan mesin dan dibakar untuk meningkatkan daya dorong saat lepas landas dan akselerasi pesawatnya.
"Kami mengesampingkan itu karena terlalu berisik dan terlalu banyak membuang emisi. Hal kedua yang kami pikirkan adalah sumber energi kami. Kami menginginkan pesawat terbang yang tidak bergantung pada bahan bakar fosil dan mesinnya dapat beroperasi pada 100% bahan bakar sintetis," kata Vice.
Perusahaan juga berkomitmen pada program reboisasi hutan. Itu untuk memastikan penggantian karbon bagi setiap pelanggan di setiap penerbangannya.
Foto: Aerion/CNN |
Lebih hemat berjam-jamVice mengatakan bahwa AS2 dirancang untuk memenuhi Standar Kebisingan Pesawat Tahap 5. Itu adalah peraturan kebisingan yang paling ketat saat pendaratan dan lepas landas.
"Kami pikir telah memecahkan masalah itu. Pesawat kami akan setenang seperti pesawat lain yang kini ada di sekitar bandara," kata Vice.
Tapi mungkin salah satu fitur AS2 yang paling inovatif adalah penerbangan tanpa ledakan. Itu memungkinkan pesawat untuk terbang di kecepatan supersonik tanpa suara ledakan yang menghantam tanah karena dibiaskan kembali ke atmosfer.
Aerion menciptakan penerbangan tanpa ledakan karena memiliki teknologi yang disebut 'low boom'. Tidak se-berisik daripada Concorde, tapi masih menghasilkan suara yang mirip gemuruh guntur di kejauhan.
Vice sangat ingin membuktikan bahwa teknologi baru dapat bekerja. Vice ingin membuktikan ke regulator bahwa perusahaannya dapat diandalkan dan tak ada lagi suara ledakan di darat.
"Kami telah menganalisis saat AS2 dijalankan akan menghemat waktu perjalanan pelanggan hingga 142 jam setahun, "kata Vice.
Di luar penerbangan komersial AS2 pertama pada 2026, Aerion akan melakukan beberapa rencana. Sebuah pesawat AS3 sedang dalam pengerjaan dengan rencana di masa depan akan ada pesawat supersonik hibrida-listrik hingga diganti yang sepenuhnya listrik dan dinamai ASX. Aerion mengatakan bahwa pengembangan teknologinya butuh waktu puluhan tahun agar tersaji secara matang.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!