Ilmuwan Kasih Tahu Bikin Emisi Pesawat Tak Terlalu Berbahaya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ilmuwan Kasih Tahu Bikin Emisi Pesawat Tak Terlalu Berbahaya

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 11 Des 2019 18:44 WIB
Ilustrasi emisi karbon dari pesawat (Foto: CNN)
Jakarta - Para ilmuwan menemukan cara yang bisa bikin emisi pesawat tak terlalu berbahaya bagi manusia juga lingkungan. Bagaimana caranya?

Untuk diketahui bahwa industri penerbangan menyumbang 2% dari emisi karbon dioksida buatan manusia (CO2). Pada 2050, ini diperkirakan akan meningkat hingga 22% jika tidak ada perubahan.

Seperti diberitakan CNN, Rabu (11/12/2019), para ilmuwan MIT memberi masukan bagi pembuat kebijakan untuk memodifikasi emisi pesawat. Emisi itu memperburuk kualitas udara dan berkontribusi pada ribuan kematian setiap tahunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam konferensi perubahan iklim COP25 minggu ini, temuan mereka dapat memberi solusi dalam upaya menghindari dampak global yang mengerikan akibat dari gas yang membendung. Dalam Laporan Kesenjangan Emisi PBB, semua negara perlu dengan cepat mengurangi emisinya.


Studi para ilmuwan, yang diterbitkan baru-baru ini di Environmental Research Letters, merinci bagaimana komponen-komponen pembuangan pesawat berdampak pada iklim global dan kesehatan manusia. Pro dan kontra kebijakan pasti terjadi dalam tujuan mengurangi emisi ini.

"Hasil dari makalah ini memungkinkan kita mengetahui apa pengorbanannya sebagai pengganti. Misalnya, mengurangi satu komponen emisi pesawat dapat menyebabkan peningkatan komponen lainnya untuk memastikan teknologi bekerja dengan tepat," kata Dr. Florian Allroggen, salah satu peneliti utama dalam penelitian ini.

Para ilmuwan menemukan bahwa tiga komponen emisi pesawat bertanggung jawab atas 97% dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Adapun komponen itu yakni nitrogen oksida, karbon dioksida, dan contrails, semuanya terbentuk ketika uap air mengembun pada partikel emisi.

Maskapai besar sudah ada yang menerapkan karbon netral. Tapi para peneliti menyarankan ada komponen lain yang mungkin lebih penting untuk dikendalikan daripada karbon.


"94% dampak kualitas udara dipengaruhi oleh nitrogen oksida. Ini menunjukkan bahwa langkah-langkahnya ditujukan untuk mengurangi emisi nitrogen oksida, pembersihan terbesar di arah sana," kata Dr. Sebastian Eastham, ilmuwan utama lain dalam penelitian ini.

Paparan nitrogen oksida dikaitkan dengan menciptakan ozon di permukaan tanah, yang dapat mempercepat penyakit dan merusak fungsi paru-paru pada manusia. Dua penelitian yang diterbitkan sebelumnya mengatakan masalah kualitas udara yang disebabkan oleh polusi dari emisi pesawat menyebabkan sekitar 16.000 kematian prematur setiap tahun.

Emisi penerbangan tidak memengaruhi semua wilayah dunia secara merata. Para ahli menyoroti fakta ini sebagai hal yang penting dalam prioritas tindakan.

"Karena komposisi atmosfer, dampak emisi pesawat di Eropa secara signifikan lebih tinggi. Orang kemudian ada argumen bahwa mengurangi emisi pesawat di Eropa mungkin lebih penting daripada wilayah lain di dunia," jelas Allroggen.

"Baik kualitas udara dan dampak iklim harus dipertimbangkan bersama jika kita ingin menurunkan kerusakan lingkungan yang terkait dengan penerbangan," imbuh Eastham.


(msl/aff)

Hide Ads