Pilot Batik Air Terkejut Dikarantina 14 Hari di Natuna

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pilot Batik Air Terkejut Dikarantina 14 Hari di Natuna

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Sabtu, 15 Feb 2020 20:50 WIB
kru, pramugara dan pramugari, pilot Batik Air saat tiba di Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
kru, pramugara-pramugari, dan pilot Batik Air saat tiba di Jakarta, Selasa (15/2/2020). (Wahyu Setyo/detikTravel)
Jakarta -

Pilot Batik Air yang membawa pulang WNI dari Wuhan, China yang sempat terisolasi karena virus Corona terkejut saat tiba di Tanah Air. Dia terkejut karena harus ikut dikarantina di Natuna.

Captain Destyo Usodo dari Batik air menjadi orang yang paling bertanggung jawab untuk memulangkan WNI yang terjebak di Wuhan, kota asal virus Corona di China. Dia memimpin 'Misi Kemanusiaan' dengan pesawat Airbus A330-300 CEO untuk menjemput mereka pulang.

Setibanya di Batam, Captain Destyo mengaku terkejut sebab dirinya dan tim penjemput dari Batik Air ikut diobservasi selama 14 hari di Natuna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya terkejut karena ikut dikirim untuk diobservasi. Tapi itu sudah prosedur dari WHO. Kami tunduk dan patuh arahan dari pemerintah. Kita harus menjamin juga bahwa kami adalah orang-orang yang sehat dan bebas dari virus Corona," kata Captain Destyo kepada wartawan di Lion Air Group Simulator, Jalan Trikora I, Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020).

Sebenarnya, Captain Destyo sudah dibrief bakalan menjalani masa karantina sepulang dari Wuhan. Yang membuat terkejut hanya waktu itu lokasinya belum diketahui apakah di Batam atau di Natuna.

ADVERTISEMENT

"Sedikit terkejut. Sudah dibrief, tapi tidak tahu apakah di Batam atau di Natuna. Tentunya ngeri-ngeri sedap ya, karena kita juga tidak tahu kondisi di sana seperti apa. Tapi berkat dukungan dari Batik Air dan Lion Air yang setiap waktu memonitor, pagi-siang-sore, dukungan Kementerian Kesehatan dan Satgas TNI AU sangat berharga buat kami," kata dia.

Selama menjalani masa observasi di Natuna, Captain Destyo dan timnya jadi sudah seperti sebuah keluarga karena mereka merasa senasib sepenanggungan. Mereka menjalani hari-hari dengan beragam aktivitas sampai akhirnya mereka diperbolehkan untuk pulang.

"Ada perasaan sedih, bahagia, kita akhirnya bisa melewati masa-masa itu dengan sangat baik. Yang penting kita tetap sehat dan bisa pulang kembali ke rumah," kata Captain Destyo.




(wsw/fem)

Hide Ads