Sektor ekonomi pariwisata di Kabupaten Pangandaran meradang akibat pandemi virus Corona. Ribuan pekerja sektor wisata dirumahkan karena hotel dan restoran tak beroperasi.
Kendati baru sekitar satu bulan penutupan seluruh objek wisata di Pangandaran ditutup akibat COVID-19, namun dampak yang ditimbulkan cukup signifikan. Utamanya, kepada hotel dan restoran.
Himpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Pangandaran mencatat terdapat sekitar 145 hotel/penginapan dan 49 restoran berhenti beroperasi. Kondisi itu menyebabkan 1.295 pegawai terpaksa harus tinggal di rumah.
"Itu hasil pendataan kami, hasil pelaporan para pengelola hotel dan restoran kepada kami. Riil di lapangan boleh jadi lebih banyak, karena tak semua hotel dan restoran menjadi anggota PHRI," kata Ketua PHRI Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana, Rabu (8/4/2020).
"Itu hasil pendataan kami, hasil pelaporan para pengelola hotel dan restoran kepada kami. Riil di lapangan boleh jadi lebih banyak, karena tak semua hotel dan restoran menjadi anggota PHRI," kata Ketua PHRI Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana, Rabu (8/4/2020).
Situasi ini menghadapkan para pengusaha itu pada kondisi dilematis. Opsi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) tak bisa menjadi pilihan, karena mereka tak mampu memberi pesangon.
"Alternatifnya ya dirumahkan, sebagian masih dipekerjakan untuk piket secara bergantian," kata Agus.
Dia mengaku tak punya pilihan lain, kecuali menanti kondisi pandemi COVID-19 ini segera berlalu.
Gingin Ginanjar (24) warga Desa Babakan Kecamatan Pangandaran, salah seorang pekerja hotel, mengaku sudah lebih dari sepekan tak bekerja.
"Dirumahkan ya otomatis tak dapat gaji. Tapi, daripada diam di rumah saya ikut teman menarik jaring ered di pantai timur. Lumayan untuk sekedar makan, paling tidak bisa dapat ikan untuk lauk nasi," kata Gingin.
Dia mengaku tak punya pilihan lain, kecuali menanti kondisi pandemi COVID-19 ini segera berlalu.
Gingin Ginanjar (24) warga Desa Babakan Kecamatan Pangandaran, salah seorang pekerja hotel, mengaku sudah lebih dari sepekan tak bekerja.
"Dirumahkan ya otomatis tak dapat gaji. Tapi, daripada diam di rumah saya ikut teman menarik jaring ered di pantai timur. Lumayan untuk sekedar makan, paling tidak bisa dapat ikan untuk lauk nasi," kata Gingin.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan