7 Pulau Bernama Hewan di Indonesia

Tidak hanya Pulau Komodo, ada beberapa pulau lagi yang namanya mencatut nama hewan, lo. Apa saja?

Di Indonesia, pulau yang dinamai dengan nama hewan tidak hanya Pulau Komodo. Ada juga nama-nama hewan lain yang dijadikan nama pulau dan beberapa akrab dengan kita lho.

Dirangkum detikcom, berikut pulau-pulau di Indonesia yang dinamai dengan nama hewan.

1. Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur

Pulau Komodo Foto: shutterstock

Pulau ini sangat tidak asing bagi kita karena di sana kita bisa berjumpa dengan hewan purba komodo. Pulau yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTB) ini juga dinobatkan UNESCO sebagai salah satu Warisan Dunia lho.

Di pulau ini kamu akan menemukan komodo berkeliaran dengan bebasnya. Dan wisatawan yang ingin datang ke sana harus ditemani pemandu wisata. Pulau Komodo juga terkenal dengan keindahan laut dan alamnya, lo.

2. Pulau Pari, Kepulauan Seribu

Pulau Pari di Kepulauan Seribu Foto: Tri Aljumanto

Selain mencatut nama hewan, Pulau Pari di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta juga dikenal dengan keindahan laut dan pantainya lho. Jadi jangan heran jika pulau ini salah satu yang diburu para traveler yang ingin liburan singkat dan dekat dari Jakarta.

Banyak tur travel yang menawarkan paket open trip menuju pulau ini kok. Jadi nanti saat pandemi Corona mereda, kamu yang di Jakarta dan ingin melepas rindu pantai bisa mengikuti open trip ke sini.

3. Pulau Burung, Belitung

Pulau Burung di Belitung sangat unik karena di pantainya terdapat susunan bebatuan granit raksasa yang berbentuk paruh burung. Susunan bebatuan yang ciamik ini sering menjadi latar untuk berfoto oleh wisatawan.

Pulau Burung merupakan salah satu pantai cantik yang dimliiki Belitung lho. Bila ditempuh dari Tanjung Pandan, lokasinya berjarak sekitar 27 Km. Ombak lautnya yang kecil dan pantai pasir putih, membuat pantai ini cocok untuk bersantai.

4. Pulau Biawak, Kecamatan Indramayu

Pulau Biawak Indramayu Foto: Dessy Shylviana Iskandar/d'Traveler

Pulau Biawak berada di laut Jawa, tepatnya secara administratif pulau ini masuk ke dalam Kecamatan Indramayu, Jawa Barat. Sebenarnya nama pulau ini adalah Pulau Rakit. Tapi, oleh Pemkab Indramayu dinamakan Pulau Biawak karena banyak dijumpai biawak yang menjadi ciri khas pulau ini.

Perlu nih traveler ketahui, bahwa wisata ke Pulau Biawak tidak hanya untuk pantai ataupun melihat biawak saja yang hilir mudik. Di sini juga ada wisata sejarah berupa mercusuar dan wisata ziarah. Terdapat makan tokoh penyebar Islam Indramayu di sana yaitu Syekh Imam.

5. Pulau Kucing, Maluku Utara

Pulau Kucing ini berada di Kepulauan Sula, Maluku Utara. Sesuai dengan namanya kamu dapat menjumpai sejumlah kucing setibanya di pulau ini.

Jadi ceritanya, dahulu pulau tersebut merupakan tempat pembuangan kucing liar dari Pulau Sulabesi. Tapi, oleh pemilik pulau sekaligus Kades Fukweu, M Nuh Buamuna, pulau tersebut mulai diolah jadi destinasi wisata. Kucing-kucing tidak dibuang begitu saja, namun juga dikasih makan dan dipelihara.

Pulau Kucing di Kepulauan Sula Foto: Johanes Randy/detikTravel

Selain kucing, traveler pun bisa menjumpai sejumlah gazebo yang ada untuk bersantai di tepi pulau. Jika mau iseng, tersedia juga bebek-bebekan dayung yang bisa disewa dengan membayar Rp 10 ribu per kursinya. Lalu ada juga spot foto Instagramable yang berbentuk hati.

6. Pulau Tikus, Bengkulu

Pulau Tikus di Bengkulu Foto: (My Trip My Adventure)

Namanya Pulau Tikus, namun bukan berarti pulau kecil yang berada di laut Bengkulu ini dihuni tikus ya. Pulau ini dikenal sebagai salah satu spot bahari yang cukup populer di Bengkulu.

Lautnya yang tenang dan pasirnya yang terang jadi aman untuk bersantai dan berenang di lautnya. Pulau ini juga kaya akan terumbu karang dan ragam ikan. Jadi sering juga orang memancing di kawasan ini.

7. Pulau Ular, Nusa Tenggara Barat

Pulau Ular Foto: (Yudi Febrianda/d'Traveler)

Pulau Ular atau Nusa Nipa berada di Dusun Pai, Kecamatan Wera, Bima, Nusa Tenggara Barat. Sesuai dengan namanya, pulau ini hanya dihuni oleh ratusan ular , ada pula yang menduga sampai ribuan ular.

Konon, pada zaman masa Kerajaan Bima terjadi peperangan antara Kerajaan Bima dengan Kerajaan Flores. Raja Bima yang saat itu sedang murka menghadapi Kerajaan Flores mengutuk seluruh awak kapal menjadi ular dan menjadikan kapalnya menjadi batu. Sekarang batu berbentuk seperti kapal dengan dua tiang yang menjadi pohon jendemawa atau kamboja ini masih ada sampai sekarang.

Ada juga versi cerita lainnya yang menyebutkan jika ular-ular tersebut adalah jelmaan manusia. Maka dari itu warga percaya jika ada yang membawa pulang ular dari sana, bisa menjadi petaka untuknya.

Versi lain tentang mitos Pulau Ular adalah pulau ini berasal dari kapal Portugis yang terbalik. Dan ular-ular yang ada di pulau ini berasal dri jelmaan awak kapal yang terperangkap di dalam kapal. Kisah ini dipercaya karena ular-ular di pulau ini tidak menggigit karena jelmaan manusia.

Entah benar atau tidak, sebaiknya kita selalu menghormati dan tetap berperilaku baik di manapun.