Mungkin penggunaan adanya sisi positif tidak tepat untuk wabah Corona. Namun karena pandemi ini angka kematian bunuh diri di Jepang turun.
Seperti yang diberitakan oleh SoraNews, di Jepang ada namanya jinshin jiko yang artinya 'cedera pribadi' dan salah satu caranya seperti menabrakan diri pada kereta. Biasanya peristiwa tragis ini terjadi pada musim semi, saat sekolah-sekolah, perkantoran dan bisnis sudah aktif kembali.
Biasanya di saat seperti inilah angka bunuh diri tinggi. Tekanan pekerjaan, ketakutan, serta emosional akan kembali ke tempat yang berulang, keterpaksaan menyebabkan orang banyak gelap mata.
Baca juga: Sepinya Osaka yang Mirip Kuburan |
Karena virus Corona beberapa minggu terakhir membuat orang-orang untuk tetap di rumah saja. Ironisnya, virus Corona yang mengancam jiwa khalayak banyak membuat orang-orang mempunyai pikiran bahwa hidup ini layak dijalani.
Dengan berlindung diri di rumah demi terhindar dari virus Corona, membuat orang sedikit untuk bersekolah dan bekerja ke kantor. Ini juga membuat berkurangnya interaksi dengan orang-orang kantor, terhindar dari intimidasi kerja, serta orang-orang yang mempunyai figur otoritas yang bisa merusak mental seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut statistik kementerian Jepang, pada tahun 2019 sebanyak 1.814 orang memutuskan mengakhiri nyawa mereka. Namun untuk April 2020, jumlahnya turun 19,8 persen, menjadi 1.455 orang. Dan ini merupakan angka terendah untuk April setidaknya dalam lima tahun terakhir.
Baca juga: Jepang yang Benci Cuti |
Jika boleh kita mengambil sisi baik dari virus Corona, setidaknya angka kematian bunuh diri berkurang di Jepang. Serta kesehatan mental dan rasa menghargai kehidupan timbul karena ada waktu untuk berdiam diri dan terhindar dari orang-orang yang merusak mental.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!