Perkenalkan saya Febi Eka Putri, saya adalah pelajar penerima beasiswa 'World in Serbia' dari Pemerintah Serbia. Berpuasa di negeri bernama Serbia, dimana Islam dulu sempat berjaya selama 500 tahun lamanya di bawah kekuasaan Turki Utsmani mempunyai kenangan tersendiri di hati saya.
Puasa di Serbia jatuh pada musim semi, di sini sahur dimulai pukul 03.15 hingga 19.55 malam. Tantangan puasa di sini adalah waktunya berubah-ubah, tidak tetap seperti di Indonesia. Bahkan di akhir Ramadhan kami berpuasa hingga 18 jam.
Tetapi rentang waktu yang lama bukanlah penghalang untuk menjalankan ibadah puasa. Saat menjadikan Allah sebagai muara dari segala aktivitas yang kita lakukan maka kekuatan dari-Nya adalah lebih dari cukup untuk melewati ini semua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara tentang puasa maka tak lengkap rasanya jika tidak membicarakan hidangan berbuka. Oh ya, terkait hidangan untuk berbuka puasa, tak seperti idealisme yang saya bayangkan, saya kira saya dapat mengobati rindu kuliner nusantara dengan berbuka puasa dan menjalin tali silahturahmi bersama masyarakat muslim Indonesia yang ada di Beograd.
![]() |
Sayangnya, situasi pandemi Corona telah menyebar juga ke Serbia. Kondisi ini membuat KBRI memutuskan untuk tidak menyelenggarakan kegiatan buka bersama secara langsung selama Ramadan ini demi keamanan bersama.
Saya pun memahami itu, adalah hikamah dibalik kisah ini, saya berencana dengan idealisme dan Allah berencana dengan cinta. Allah gantikan hal tersebut dengan hadiah berupa hubungan yang erat dengan para muslim yang berasal dari berbagai negara yang tergabung ke dalam program beasiswa ini.
Saya kira akan menghabiskan Ramadhan di sini sendiri, tapi Allah maha baik. Allah pertemukan saya dengan para muslimah dari berbagai negara seperti Palestina, Ghana, Suriname, Maladewa dan lain-lain.
Saya dan teman-teman muslim lainnya menghabiskan Ramadhan di hotel. Saya beruntung sebab pemerintah Serbia memfasilitasi hotel untuk para penerima beasiswa.
![]() |
Saya teringat pernah membuat target untuk 5 tahun mendatang, salah satunya saya ingin sekali bisa ceramah di masjid di luar negeri, untuk meneruskan perjuangan baginda Nabi Muhammad ceritanya. Saya selalu berprinsip dimanapun itu, selama saya mempunyai suara, saya merasa bertanggung jawab untuk menggunakan suara yang saya miliki untuk menebar kebermanfaatan.
Qadarullah, Allah kabulkan doa saya, di sini kami mendapat izin resmi mengalihfungsikan ruang kelas menjadi tempat untuk menunaikan ibadah tarawih. Pada kesempatan ini pula saya gunakan untuk menyampaikan ilmu agama dan meningatkan satu sama lain.
Di sini, sekalipun kondisi sedang lockdown, cahaya ilmu masih terus berkobar. Salah satunya dari KBRI Beograd yang tak kehabisan ide untuk mengisi bulan suci ini dengan kegiatan yang positif. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan internet seperti dengan menggelar tausiyah Ramadan secara online hingga konsultasi psikologis dengan memanfaatkan aplikasi zoom.
Febi Eka Putri
Pelajar dan penerima beasiswa World in Serbia
----
Para pembaca detikcom, bila Anda juga mahasiswa Indonesia di luar negeri dan mempunyai cerita berkesan saat Ramadhan, silakan berbagi cerita Anda 300-1.000 kata ke email: ramadan@detik.com cc abdulfatahamrullah@ppi.id, dengan subjek: Cerita PPI Dunia. Sertakan minimal 5 foto berukuran besar karya sendiri yang mendukung cerita dan data diri singkat, kuliah dan posisi di PPI.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan