Kereta Api Kehilangan Puluhan Juta Penumpang Selama Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kereta Api Kehilangan Puluhan Juta Penumpang Selama Pandemi

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 02 Jun 2020 16:12 WIB
PT KCI mendata adanya penurunan jumlah penumpang KRL. Hal itu terjadi setelah adanya imbauan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan serta kerja dari rumah.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Tak hanya sektor penerbangan yang babak belur selama pandemi, sektor transportasi kereta api pun mengalami pukulan dahsyat. Pada April 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan sebesar 74,86 persen dibandingkan April tahun lalu.

Penghitungan jumlah penumpang kereta api ini didasarkan pada penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera termasuk juga penumpang commuter Jabodetabek. Pada April 2020 jumlahnya hanya 5,9 juta orang. Padahal pada April 2019 jumlahnya mencapai 35,81 juta orang.

Sementara itu jika dibandingkan dengan bulan Maret 2020, penurunan jumlah penumpang juga tampak drastis dari yang semula 23,43 juta menjadi 5,9 juta atau turun sebesar 74,86 persen. Dengan kata lain, kereta api telah kehilangan puluhan juta penumpang akibat pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penurunan jumlah penumpang itu paling banyak terjadi pada commuter yang menyumbang 5,1 juta penumpang selama April 2020.

"Dengan adanya PSBB jumlah penumpang KRL Jabodetabek ini turun tajam sekali. Kalau pada bulan biasa, biasanya jumlah penumpangnya 900 ribu orang per hari, pada bulan Maret kemarin turun menjadi 500 ribu per hari, dan pada bulan April ini jumlah penumpangnya adalah 183 ribu per hari," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam siaran di Youtube BPS, Selasa (2/6/2020).

ADVERTISEMENT

Berbeda dengan kondisi kereta api penumpang, kereta api yang mengangkut barang penurunannya tidak setajam kereta api penumpang. Jumlah barang yang diangkut kereta api pada April 2020 seberat 4,2 juta ton. Turun 9,46 persen dibandingkan tahun lalu.

Menurut Suhariyanto, pandemi ini tidak terlalu berdampak pada mobilisasi barang, terlebih ada imbauan dari pemerintah untuk menjaga stok logistik nasional.

"Pak Presiden betul-betul sudah menggarisbawahi bahwa meskipun ada kebijakan pengurangan mobilitas dan physical distancing, angkutan barang tetap harus dijaga karena kebutuhan logistik banyak untuk keperluan dasar masyarakat," pungkasnya.




(pin/ddn)

Hide Ads