Maskapai Virgin Atlantic siap terbang lagi ke China mulai bulan Juli mendatang. Selain China, mereka juga mau terbang ke Amerika Serikat dan juga Hong Kong.
Maskapai Virgin Atlantic besutan pengusaha ternama Richard Branson siap terbang lagi mulai bulan depan. Maskapai ini siap untuk mengangkut penumpang lagi pada tanggal 20 Juli mendatang.
Dikumpulkan detikTravel dari beragam sumber, Senin (8/6/2020), Virgin Atlantic akan melanjutkan rute penerbangan mereka dari London, Inggris menuju ke beberapa destinasi ternama dunia, seperti Amerika Serikat, Hong Kong dan China.
Maskapai ini siap mengudara lagi setelah sebelumnya pesawat Virgin Atlantic berbulan-bulan lamanya dikandangkan akibat wabah virus Corona.
"Virgin Atlantic mengumumkan rencana mereka untuk memulai kembali layanan penerbangan dari London, Heathrow menuju ke Orlando, Hong Kong, Shanghai, New York (JFK) dan Los Angeles mulai tanggal 20 dan 21 Juli 2020," demikian bunyi pernyataan resmi dari pihak Virgin Atlantic.
"Seiring beberapa negara di dunia sudah mulai untuk melonggarkan larangan traveling, Virgin Atlantic akan mulai terbang lagi 20 Juli, sambil mencoba untuk menaikkan jumlah penumpang di pertengahan tahun 2020, dengan harapan bisa pulih secara gradual di tahun 2021 sejalan dengan permintaan pelanggan," imbuh Virgin Atlantic.
Di bulan Agustus mendatang, mereka bahkan berencana ingin menambah jumlah destinasi yang akan diterbangi. Chief Operating Officer (COO) Virgin Atlantic, Juha Jarvinen mengatakan rencana tersebut akan dilakukan sambil tetap memantau kebijakan negara terkait.
"Kami melakukan pendekatan berlaps secara hati-hati untuk melakukan screening dan pemeriksaan kesehatan, yang mana mengizinkan kami untuk memulai kembali rute penerbangan Internasional secara sukses dan aman, baik itu untuk par penumpang maupun bagi bisnis itu sendiri," ungkap Jarvinen seperti dikutip dari media The Sun.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan