Keluh-kesah Pengusaha Wisata Lembang: Belum Dapat Untung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Keluh-kesah Pengusaha Wisata Lembang: Belum Dapat Untung

Whisnu Pradana - detikTravel
Sabtu, 20 Jun 2020 11:10 WIB
Wisata di Lembang Bandung Barat
Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) (Foto: Whisnu Pradana/detikcom)
Bandung Barat -

Bisnis wisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mulai menggeliat semenjak dibuka kembali di masa pandemi Corona atau COVID-19 pada Sabtu 13 Juni lalu.

Namun dengan pemberlakuan pembatasan pengunjung maksimal 30 persen serta masih dilarangnya wisatawan luar Jawa Barat berkunjung membuat pemasukan ke kocek pengelola wisata belum kembali normal.

General Manager (GM) Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC), Bagus Widi Prasetyo, mengatakan selama hampir sepekan dibuka pihaknya sama sekali belum mengantongi keuntungan dari penjualan tiket ke wisatawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pendapatan pasti terganggu dan belum ada keuntungan. Tapi sekarang ini kan kita fokus menjaga keamanan pengunjung dulu dengan mengikuti aturan pembatasan pengunjung," ungkap Bagus saat ditemui detikTravel, Jumat (19/6/2020).

Pembatasan pengunjung dan masih minimnya kamar yang terisi membuat pemasukan yang diperoleh belum sebanding dengan pengeluaran operasional sehari-hari.

ADVERTISEMENT

"Jangankan profit untuk meng-cover operasional juga belum dapat. Bahkan untuk bayar gaji karyawan enggak akan cukup. Tapi yang penting sekarang sudah dibuka dan beroperasi saja dulu," katanya.

Wisata di Lembang Bandung BaratWisata di Lembang Bandung Barat (Foto: Whisnu Pradana/detikcom)

Dari kunjungan maksimal 30 persen yang dibolehkan pemerintah, selama hampir sepekan beroperasi pengunjung yang datang masih di bawah 10 persen.

"Sudah ada dari Banten dan Jakarta yang pesan kamar tapi kita tolak. Secara bisnis, pengunjung dari Jakarta biasanya full mulai dari nginap, wisata sampai makannya, jadi kita dapat profit lebih. Berbeda dengan wisatawan Bandung, mereka hanya datang untuk wisatanya saja," katanya.

Untuk menyiasati besarnya pengeluaran dari gaji karyawan, pihaknya membagi hari kerja karyawan 50:50 setiap minggunya. Sehingga tidak ada karyawan yang di-PHK namun pengeluaran pun bisa dikontrol.

"Strategi kita hanya merumahkan karyawan dan mereka juga memahami keputusan itu. Biar enggak ada karyawan yang dirugikan, kita gilir hari kerjanya, kita juga hanya membayar karyawan yang hari itu bekerja. Misalnya di HRD, dari total lima karyawan, dua orang kerja dan tiga lainnya dirumahkan, besoknya digilir. Begitupun bagian lainnya, jadi tidak semuanya bekerja di hari yang sama," tandasnya.

Wisata di Lembang Bandung BaratThe Great Asia Africa (Foto: Whisnu Pradana/detikcom)

Pengunjung The Great Asia Africa Sepi

Hampir seminggu sejak dibuka kembali pada Sabtu, 13 Juni lalu, objek wisata The Great Asia Africa di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, belum ramai dikunjungi wisatawan seperti sebelum pandemi COVID-19.

Setelah resmi beroperasi lagi, objek wisata yang menawarkan wahana spot swafoto dan kuliner itu mulai buka sejak pukul 09.00 hingga 18.00 WIB setiap harinya.

Untuk memberikan rasa aman pada pengunjung, pengelola menyiagakan petugas pengecekan suhu di gerbang masuk objek wisata. Pengunjung pun akan diberikan masker atau face shield sebagai layanan naiknya harga tiket masuk.

"Masih belum seramai biasanya, tapi yang penting beroperasi dulu. Kita naikkan harga tiket 30 persen sesuai kesepakatan, sekarang jadi Rp 65 ribu, tapi pengunjung diberi masker atau face shield," ungkap Public Relations and Promotion The Great Asia Africa, Intania Setiati, Jumat (19/6).

Selain jam operasional yang dibatasi dan pengunjung maksimal hanya 30 persen, pihaknya juga belum menerima kunjungan wisatawan dari luar Jawa Barat.

"Jadi pengunjung kita lihat dari pelat nomor kendaraannya, kalau dari luar Jawa Barat tidak boleh masuk dulu. Diperiksa juga KTP-nya," terangnya.

Jumlah karyawan yang dipekerjakan pun belum sepenuhnya. Sistem karyawan yang bekerja digilir setiap minggunya, untuk menekan pengeluaran dari gaji.

"Karena sekarang baru buka jadi kita berusaha menormalkan dulu kondisi. Karyawan yang bekerja itu 50:50, jadi bergilir setiap minggunya. Karena pengunjung juga belum terlalu banyak," jelasnya.




(msl/msl)

Hide Ads