Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sektor pariwisata diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo. Kebijakan pemerintah dalam memberikan kesempatan masyarakat membangun sektor pariwisata memberikan warna tersendiri.
Hal ini diungkapkan oleh Joko Widodo di Pantai Solong, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Kamis (25/6/2020).
Presiden Joko Widodo menilai pembangunan sektor wisata Banyuwangi tidak hanya 'top down'. Namun yang lebih penting ialah keterlibatan masyarakat dalam menyukseskan sektor pariwisata yang menjadi andalan Banyuwangi tersebut. "Kedua saya melihat, pariwisata di Banyuwangi melibatkan masyarakat secara penuh. Terutama dalam mendukung sektor pariwisata. Sangat bagus," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya mencontohkan adanya hotel-hotel di Banyuwangi ditata dengan baik.
"Hotel-hotel misalnya, bintang 3 ke bawah semuanya diberikan kepada rakyat. Untuk bintang 4, bintang 5 dan seterusnya diberikan kepada investor," ungkap Jokowi.
Jokowi berharap dengan persiapan yang baik ini sektor pariwisata maupun pelayanan public lainnya dapat dibuka sepenuhnya di masa New Normal Era nanti.
"Timing yang tepat dibuka penuh. Masyarakat dan sektor pariwisata betul-betul siap," tutup Presiden dua periode ini.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pengembangan pariwisata Banyuwangi memang didesain dengan pelibatan dan pemberdayaan masyarakat. Untuk akomodasi, misalnya, ditetapkan sejak awal bahwa hotel baru di Banyuwangi tidak boleh bintang tiga ke bawah. Semua investor hotel yang ingin berinvestasi wajib membangun hotel bintang tiga ke atas.
"Dengan melarang hotel bintang tiga ke bawah, kami ingin menumbuhkan spirit kewirausahaan masyarakat untuk mengembangkan homestay. Karena kalau investor bangun hotel bintang tiga ke bawah, segmentasinya sama dengan homestay rakyat, tarifnya kurang lebih sama. Pasti rakyat kalah dong," ujar Anas.
Dengan kebijakan tersebut, kini terus tumbuh ratusan homestay di desa-desa dengan potensi wisata di Banyuwangi. Bahkan Desa Tamansari Banyuwangi yang terletak di kaki Gunung Ijen ditetapkan sebagai desa wisata terbaik se-Indonesia pada 2017 menurut Kementerian Desa untuk kategori pemanfaatan jejaring bisnis karena sukses mengembangkan bisnis homestay.
"Banyak warga kemudian mengubah rumahnya menjadi homestay. Ada dua kamar kosong di rumah, misalnya, direnovasi sedikit, maka jadilah homestay. Homestay rakyat tidak akan tumbuh jika hotel bintang 3 ke bawah berdiri," ujarnya.
"Dan kita juga terbantu karena ada program Presiden Jokowi lewat bank BUMN yang memberi pembiayaan untuk homestay rakyat. Jadi warga yang ingin merenovasi rumahnya menjadi homestay, ada kredit dari bank BUMN," ujarnya.
Baca juga: Traveler, Kawah Ijen Segera Dibuka Lagi |
(iwd/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol