"Traveler berdasarkan Islam setidaknya bisa dibagi jadi 5. Pertama adalah Musafir," tutur Prof Dr Nor'aini Othman dari Faculty of Hotel & Tourism Management, Universiti Teknologi Mara, Malaysia saat menjadi pembicara dalam World Islamic Tourism Mart (WITM) di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (24/10/2014).
Keterangan tentang Musafir atau orang yang melakukan perjalanan secara umum, lanjut Prof Nor'aini, ada di surat Al Maidah. Termasuk soal ketentuan menjamak salat, sakit atau dalam perjalanan, juga kemudahan saat berpuasa diatur dalam ajaran Islam untuk para traveler.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahala atau rihlah adalah perjalanan yang sifatnya rekreasi atau tamasya. Tipe ketiga adalah Ziarah. Mereka adalah traveler yang mengunjungi makam atau tempat-tempat religi peninggalan Nabi dan Rasul, seperti yang ada dalam surat Al Kahfi. Tipe keempat adalah Siyahah alias pengembara.
"Terakhir adalah pejalan Umrah dan Haji," tambah Prof Nor'aini.
Wisata syariah adalah salah satu yang paling berkembang di dunia, seiring makin banyaknya umat Muslim di dunia. Saat ini ada 16 miliar umat Muslim di seluruh dunia. Di Asia Tenggara saja, jumlahnya mencapai 240 juta orang.
"Masing-masing dengan tipe travelernya sendiri. Jelas akan berkembang dengan pesat," tambahnya.
(sst/aff)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan