Snorkeling atau bermain di pantai memang seru. Namun jika tak tahu aturannya, bisa-bisa malah merusak ekosistem alami yang ada. Kepala Seksi Wilayah I Kemujan, Karimunjawa, Iwan Setiawan pernah mengimbau para traveler.
Menurutnya, sangat mudah untuk jadi traveler yang bertanggung jawab dan sayang laut. detikTravel, Jumat (20/3/2015) pun merangkum dari wawancara bersama Iwan. Inilah 5 kesalahan yang paling sering dilakukan traveler liburan ke laut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sadarkah, banyak sekali papan informasi yang tersedia di daerah wisata. Di sana tertulis semua peraturan, mulai dari hal yang boleh sampai yang tak boleh dilakukan selama berada di sana.
Tulisannya lengkap, bahkan kadang ada juga yang sengaja membuatnya menarik agar bisa menarik perhatian pengunjung. Sayangnya, masih sedikit pengunjung yang mau membaca.
Meski sudah tahu ada papan informasi, biasanya wisatawan ini hanya membaca sebagian saja. Bahkan, ada yang hanya menengok kemudian melewatkannya begitu saja.
Kesadaran ini yang harus ditingkatkan agar kehidupan biota laut bisa terus terjaga. "Permintaan saya sederhana, baca papan informasi," ujar Iwan kepada detikTravel beberapa waktu yang lalu.
2. Senang menyentuh biota laut
Apapun yang terjadi, usahakan jangan menyentuh para biota laut. Meski karang terlihat seperti batu, sesungguhnya itu makhluk hidup. Jadi, saat mendapat sentuhan dari objek aneh, bisa-bisa mereka berhenti berkembang.
Sayangnya, masih banyak traveler yang senang menyentuh biota laut saat snorkeling. Terlalu penasaran, mungkin juga terlalu gemas.
Mungkin penasaran dengan cantiknya koral atau anemon warna-warni. Sehingga Anda ingin sekali menyentuhnya. Urungkan niat itu karena bisa merusak biota laut. Bisa saja mereka langsung mati saat disentuh.
"Jangan menyentuh, lihat saja. Indahnya sama kok!" lanjut Iwan.
3. Senang memberi makan ikan
Tidak ada dalam sejarahnya ikan makan roti, atau makan rebusan mie instant. Itu hanyalah ide nakal dari turis yang ingin mendatangkan ikan ke sekeliling mereka saat snorkeling.
Memberi makan ikan saat snorkeling sudah jadi hal yang cukup lumrah. Banyak dari mereka yang sengaja membawa roti sebelum snorkeling. Stop! Ada baiknya segera berhenti melakukan itu. Karena, ikan bisa saja keracunan dan malah mati setelah makan itu.
Daripada merusak eksositem, mengapa tak coba banyak ambil foto-foto saja? Tak perlu usaha berlebihan jika ingin lebih dekat dengan biota laut. Biarkan apa adanya dan segalanya akan jadi lebih indah.
4. Menginjak atau berdiri di atas terumbu karang
Satu lagi hal yang mengkhawatirkan adalah pengrusakan terumbu karang. Yang lebih parah, traveler yang melakukan ini seakan tak sadar akan kesalahannya. Fin atau sepatu katak yang digunakan untuk snorkeling paling sering jadi objek perusak karang.
Gerakan kaki saat snorkeling mungkin tak sadar telah mengenai, menginjak atau malah mematahkan terumbu karang. Sungguh disayangkan betapa alam laut yang begitu cantik bisa rusak dengan mudah oleh para traveler. Maka dari itu, mulai sekarang perhatikan gerakan fin selama snorkeling.
Satu lagi, seringnya traveler suka duduk atau malah berdiri di atas karang. Hal ini sangat sangat berdosa dilakukan karena bisa merusak terumbu karang. Walau terlihat kuat, sebenarnya mereka lemah dan mudah rusak.
"Apalagi berdiri di atas karang, aduh kalau bisa jangan pernah ya," imbau Iwan.
5. Foto dengan hewan laut, tapi di darat
Banyak yang memamerkan foto dengan hewan laut yang dipaksa dibawa ke darat seperti bintang laut. Meski jika diangkat selama beberapa lama, bintang laut takkan mati, tetap saja sudah menyiksa.
Sudah jadi kodratnya hewan laut hidup di air. Jangan membawa hewan laut ke darat atau keluar dari air demi foto yang eksis. Sadarkah, itu hanya akan membuat Anda jadi traveler yang kejam.
Ada juga traveler yang foto dengan biota laut lain, dan menyentuhnya. Mulai saat ini, jangan menyentuh apapun selama ada di laut dan mulailah jadi traveler yang sayang alam. Lebih bertanggung jawab akan membuat Anda jadi traveler yang disegani.
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum