Ugimba masih masuk dalam Kabupaten Intan Jaya. Ugimba merupakan desa terdekat dari Puncak Carstensz, dengan ketinggian 2.100 mdpl. Tahun 2014 silam, Ugimba sudah mendapat peresmian dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat itu, Mari Elka Pangestu sebagai desa wisata.
Senin 17 Agustus 2015 lalu, merupakan hari yang bersejarah bagi desa ini. Tim jurnalis pun diajak turut serta untuk pertama kalinya melakukan upacara HUT kemerdekaan Indonesia di sana!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar pukul 10.00 WIT, semua masyarakat berkumpul di depan halaman kantor camat Ugimba. Halaman yang berupa tanah saja dengan satu tiang bendera yang menjulang tinggi.
Sekitar belasan anak-anak dengan seragam sekolah dasar yang berwarna merah dan putih pun berbaris. Beberapa kali mereka harus diatur agar barisannya rapi. Namun senyum mereka tetap merekah, meski tanpa menggenakan alas kaki.
Di sebelahnya, ada barisan para pemuda yang semuanya laki-laki. Pakaian mereka, pakaian bebas yang penting memakai baju dan celana. Sementara tim jurnalis, ada di sebelahnya yang menjadi satu barisan dengan para tetua adat yang hanya menggenakan koteka.
Tiga pengibar bendera Merah Putih, pakaiannya sedikit lebih berkelas. Mereka menggenakan seragam hitam putih dan sepatu pantofel. Beberapa kali mereka sumringah, memandangi sepatunya yang mungkin baru pertama kali mereka pakai dalam hidupnya. Para pengibar bendera pun menjadi perhatian masyarakat setempat.
Upcara pun dimulai, dengan sambutan kepala camat setempat, Cornelis Kobogau dan pembacaan doa. Hingga sampailah ke puncak acara, pengibaran bendera Merah Putih.
Begitu bendera dibentangkan dan dalam posisi siap, salah seorang pemuda maju ke depan. Selayaknya komposer, dia langsung memberikan aba-aba untuk menyanyikan lagu 'Indonesia Raya'.
Semuanya pun menyanyikan lagu kebangsaan tersebut dengan terbata-bata. Ada yang salah di beberapa lirik, nada yang terlalu tinggi atau terlalu lama. Namun mereka semua, tetap memberikan hormat kepada bendera sembari terus bernyanyi, hingga bendera Merah Putih berkibar di ujung tiangnya.
Begitu bendera Merah Putih berkibar, beberapa orang ada yang bertepuk tangan. Mungkin, tak kuasa menahan haru dengan apa yang dilihat di depan mata.
"Saya sempat keluar air mata tadi. Nggak tahan, bisa merasakan upacara 17 Agustus di sini," kata Tatang, salah seorang dari tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015.
Sederhana dan khidmat, itulah gambaran singkat tentang upacara 17 Agustus di Ugimba. Setelahnya, acara dilanjutkan dengan pesta adat bakar batu. Sekitar 23 babi dibakar dan dibagi-bagikan ke tiap orang. Semua orang kemudian larut dalam suka cita.
"Kami ini anak bangsa, bangsa Indonesia. Kami juga mau kehidupan yang layak dan dapat perhatian pemerintah. Semoga upacara bendera ini jadi awal untuk semuanya," tutur Maximus berharap.
Jauh di pedalaman Papua, hati saya tersayat. Indonesia ini luas, sangat luas. Bukan berarti kita harus melupakan saudara-saudara sebangsa yang ada di tengah hutan atau di tengah gunung. Kecintaan mereka terhadap Bumi Pertiwi tidak usah diragukan lagi. Kalau bukan kita yang merangkul mereka, maka siapa lagi?
(rdy/Aditya Fajar Indrawan)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan