Umumnya traveler naik gunung untuk rekreasi, tapi lain halnya dengan komunitas anak muda ini. Berani beda, mereka mendaki gunung demi mengumpulkan sampah.
Terlahir dari rasa prihatin akan banyaknya sampah di sejumlah gunung Indonesia, terciptalah komunitas peduli sampah gunung yang menamakan dirinya sebagai Trashbag Community. Komunitas dengan slogan 'Gunung Bukan Tempat Sampah' yang lahir pada 11 November 2011 di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tersebut, mengajak semua pihak untuk peduli.
Pada awalnya, komunitas Trashbag Community tercipta dari hasil tukar pikiran Ragil Budi Wibowo (28) dan Irfan Nugraha. Selaku salah satu pencetus komunitas, Ragil merasa tergerak untuk membersihkan sampah di gunung sekaligus menyadarkan para pendaki tentang kondisi lingkungan yang makin buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(dok. Trashbag Community)
Dimulai dari dua orang, menjadi 12 dan berkembang jadi 2.600 anggota di Facebook, Trashbag Community memulai aksinya pedulinya dengan mendaki dan membawa turun sampah di gunung mana pun yang ditemui. Melalui jejaring media sosial Facebook, Trashbag Community memposting segala kegiatan hingga mengajak semua orang untuk turut serta.
Setiap anggota Trashbag Community selalu membawa trashbag yang menjadi lambang identitas mereka saat naik gunung. Tanpa perlu disuruh, setiap anggota akan membawa sampah yang mereka temui dan membawanya turun. Sungguh patut diapresiasi.
Selain naik gunung dan membawa turun sampah pendaki, Trashbag Community juga melakukan edukasi ke pendaki lain serta mahasiswa pecinta alam (Sispala) soal pentingnya menjaga kebersihan di gunung. Mereka juga memotret dan memposting kondisi sampah di gunung sebagai bentuk pengawasan.
Trashbag Community juga merangkul pemerintah sekitar untuk paham akan kondisi gunung di daerahnya masing-masing. Semua pihak memang harus dilibatkan untuk aktif menjaga kebersihan di gunung tanpa terkecuali.
(dok. Trashbag Community)
Dalam bentuk aksi nyata, komunitas Trashbag Community telah melakukan aksi pembersihan 15 gunung secara serentak dalam acara sapu jagad yang dilangsungkan pada tanggal 12 September 2015 kemarin. Acara yang dihadiri ratusan peserta itu pun terbilang sukses.
"Untuk kseluruhan 740, terdiri dari peserta, simpatisan dan panita. Kalau peserta yang terdaftar ada 457 orang. Di situ kita undang sispala sampai pengelola setempat," ujar Sekjen Trashbag Community yang bernam Imam Sukamto saat diwawancarai detikTravel via telepon, Selasa (20/10/2015).
Dalam pelaksanaannya, Imam mengaku kalau acara 'Sapu Jagad' terbilang berhasil. Tapi karena terbatasnya anggota serta banyaknya gunung yang ingin dibersihkan secara serentak, Imam merasa bahwa masih ada kekurangan soal kordinasi.
Selain acara 'Sapu Jagad,' komunitas Trashbag Community juga tengah bersiap untuk meramaikan Milad mereka yang akan jatuh pada 11 November 2015 mendatang. Menyambut ulang tahun komunitas yang ke empat, nantinya akan diadakan acara bersama pada 14-15 November 2015 di Gunung Bunder yang masuk TN Gunung Halimun Salak.
"Di acara itu kita akan kita lebih banyak ke edukasi, apresiasi seni, pameran foto Trashbag Community. Sekalian kita launching tema tahun depan, ekspresikan kepedulianmu," ujar Imam.
(dok. Trashbag Community)
Melalui tema 'Ekspresikan Kepedulianmu,' Imam mengajak semua traveler untuk menjaga kebersihan sebagai bagian dari ekspresi diri. Tidak hanya terbatas di gunung saja, namun juga pantai, laut, hingga lingkungan rumah yang terdekat. Tentu traveler tahu, kalau kebersihan adalah bagian dari iman dan penting untuk lngkungan.
Dalam perjalanannya, Trashbag Community juga pernah dinominasikan dalam dua penghargaan, yakni 'Satu Indonesia Award' dan 'Kehati Award' untuk kategori lingkungan. Walau tidak sampai mendapt jawara pertama, namun itu sudah menjadi pengakuan bagi Trashbag Community atas aksi nyata mereka.
Bagi siapa pun yang ingin bergabung, Trashbag Community pun siap menerima dengan tangan terbuka. Caranya pun cukup mudah, traveler bisa mampir ke laman Facebook mereka dan mengisi formulir data diri. Biayanya hanya rasa peduli dan kecintaan akan gunung saja, tidak ada biaya komersil yang dipungut.
Namun di balik keanggotaan, yang terpenting adalah kesadaran dalam diri yang mencintai gunung sebagai titipan untuk anak cucu di masa depan. Bahwa sejatinya alam menjadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya Trashbag Community dan pemerintah semata. Sudahkah Anda mencintai dan menjaga alam?
(dok. Trashbag Community)
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan