Tahun 2016, Katakan Tidak Untuk Vandalisme

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Resolusi Traveling 2016

Tahun 2016, Katakan Tidak Untuk Vandalisme

Wahyu Setyo - detikTravel
Jumat, 15 Jan 2016 18:10 WIB
Foto: Edzan/detikTravel
Jakarta -

Tahun 2015 banyak diwarnai kisah perusakan objek wisata oleh traveler. Untuk tahun 2016, saatnya katakan tidak untuk vandalisme saat traveling!

Arti kata vandalisme menurut KBBI adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni, barang berharga dan keindahan alam. Arti lainnya yaitu bentuk perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.

Vandalisme tidak serta merta berarti mencorat-coret saja. Ada banyak bentuk vandalisme lainnya. Bentuk vandalisme yang paling mudah dijumpai adalah membuang sampah secara sembarangan. Inilah tindak vandalisme yang kerap traveler jumpai di destinasi wisata, baik itu di gunung maupun di pantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait masalah ini, Thrashbag Community sebagai komunitas yang peduli akan banyaknya sampah yang dibuang para pendaki saat naik gunung mengeluarkan pendapatnya. Menurut mereka, kebiasaan buruk membuang sampah di gunung sudah saatnya untuk traveler tinggalkan di tahun 2016.


Kegiatan memungut sampah di gunung (dok Thrashbag Community)

"Nasehat saya dari dulu cuma 1. Belajar dulu, barulah mendaki. Itulah perbedaan dulu dengan sekarang. Dulu kita harus ditempa lebih dahulu baru mendaki, kalau sekarang mendaki dulu baru sok tahu," ucap Ragil Budi Wibowo (28), salah satu pendiri komunitas tersebut saat berbincang dengan detikTravel, Kamis (14/1/2016).

Ragil juga menyoroti harus terciptanya sinergi antara para pendaki dengan pihak pengelola kawasan wisata, agar terbentuk pengertian yang baik soal pengelolaan sampah atau pun terjaganya kawasan pegunungan yang masih alami.

"Resolusi terbaik juga harus didukung oleh pengelola kawasan wisata. Kita menyebutnya sinergi. Pada intinya kita masuk ke dalam pengelola dan memperbaiki sistem yang selama ini kurang efektif," tutur Ragil.


Kegiatan Thrashbag Community (dok Thrashbag Community)

Tak hanya soal sampah, kasus vandalisme terbaru yang terjadi adalah soal kelakukan segelintir anak muda yang justru merusak tempat wisata. Apalagi kalau bukan kasus hancurnya Taman Bunga Bakung di Gunungkidul. Taman bunga yang hanya mekar sekali saja dalam setahun, hancur seketika hanya dalam kurun waktu 2 hari setelah dibuka untuk umum.

Kasus itu menjadi bukti bahwa traveler seperti mereka ini patut untuk diberi edukasi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berada di tempat wisata. Padahal seharusnya itu sudah menjadi pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh traveler. Jangan melakukan tindak vandalisme di kawasan wisata!


Wisatawan merusak Taman Bunga Gunungkidul untuk selfie (Edzan Raharjo/detiktravel)

Sedikit mundur lagi ke belakang, ada pula kasus vandalisme traveler Indonesia yang dilakukan di kawasan Gunung Fuji, Jepang. Bahkan untuk kasus ini, rasanya cukup memalukan karena tulisannya menggunakan bahasa alay yaitu 'CLA-X INDONESIA' yang jika dibaca berarti Klaten Indonesia.

Belum lagi aksi corat-coret traveler asal Indonesia yang ditemukan di Tembok Besar China, hingga Jabal Rahmah, Arab Saudi. Tentunya ini menjadi preseden buruk karena traveler lain dari Indonesia bisa dicap sebagai tukang vandalisme, padahal kan tidak semuanya traveler seperti itu, ada pula yang bertanggung jawab dan berintegritas.


Tulisan Klaten di Gunung Fuji, Jepang (Youtube)

Tak dapat dipungkiri, hasrat ingin eksis atau sekadar berbagi di media sosial mendorong para traveler bertindak nekat dan cenderung melakukan tindak vandalisme. Padahal di Bogor sudah tersedia wahana bagi traveler yang ingin mencurahkan naluri berkeseniannya lewat media gambar, berupa Taman Corat-Coret.

Di taman yang berdiri di atas lahan seluas 430 meter di Jl Raya Pandu, Bogor Utara, Kota Bogor ini, traveler bebas menyalurkan hasratnya dalam membuat grafiti atau sekadar corat-coret. Jangan takut kehabisan sarana, karena ada 31 dinding yang disediakan untuk warga yang ingin menyalurkan aspirasi lewat gambar. Bagi traveler yang ingin sekadar corat-coret bisa langsung meluncur ke Bogor menuju ke taman ini.


Taman corat-coret di Bogor (Farhan/detikTravel)

"Ini khusus untuk grafiti dan untuk mengurangi vandalisme. Kalau masih ada yang corat-coret itu tindak kriminal," kata Bima, usai meresmikan Taman Corat-coret, Minggu (10/1) kemarin.

Sebetulnya masih banyak solusi yang bisa ditempuh untuk mengatasi vandalisme di tempat wisata. Namun yang terpenting kembali lagi kepada kesadaran masing-masing traveler untuk tegas kepada dirinya sendiri. Katakan tidak untuk vandalisme di tempat wisata!

(sst/sst)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Resolusi Traveling 2016
Resolusi Traveling 2016
18 Konten
Tahun 2016 saatnya jalan-jalan lagi. Tentu ada destinasi baru yang dituju. Namun sikap baru yang lebih positif juga dibutuhkan untuk traveling tahun ini.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads