Fenomena gerhana matahari total yang akan melintasi Indonesia merupakan momentum untuk menarik wisatawan. Walau sarat unsur science, Menpar ingin agar setiap daerah di Indonesia menyertakan unsur budaya lokal dengan fenomena gerhana. Dengan kisah dan legenda setempat perihal gerhana, diyakini akan menjadi poin plus yang hanya ditemukan di Indonesia.
"Pertama science, kedua legenda. Kearifan lokal bisa diceritakan. Ditolong secara storytelling karena kita lemah d sini," ujar Menpar Arief Yahya saat prescon di Hotel Sari Pan Pacific, Senin (25/1/2016)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Madura kalau terjadi gerhana, berarti buto ijo sedang makan. Di kampung setiap kita pukul kentongan, buto ijonya ilang," cerita Arief sambil tertawa.
Namun tidak hanya mitos buto ijo, daerah Maluku juga punya mitos tentang makhluk bernama Ngada yang bisa memakan matahari. Kisah itu pun banyak diceritakan oleh para orang tua ke anak saat terjadi gerhana. Sungguh unik!
"Di cerita itu ada semacam naga bernama Ngada yang memakan matahari," cerita Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba.
Sekiranya penyertaan budaya dan kearifan lokal di setiap provinsi Indonesia dapat membuat event wisata gerhana matahari total kian menarik. Wisatawan pun tidak hanya dapat melihat gerhana dan keindahan tempat wisata, namun juga kearifan lokal setempat yang sangat menarik.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!
Buntut Insiden Pembakaran Turis Malaysia, Thailand Ketar-ketir
Profil PT KWE yang Disebut-sebut Mau Bikin 600 Vila di Pulau Padar