Berdasarkan press release yang diterima detikTravel dari KBRI Ottawa, Rabu (3/2/2016) di tengah udara dingin bulan Januari ribuan warga Ottawa dan kota-kota sekitarnya malah menyerbu lokasi Festival Winterlude. Event musim dingin itu memang rutin diselenggarakan setiap tahunnya di Ottawa, Kanada.
Panggung pertunjukan, berbagai permainan di tengah salju hingga permainan ice skating di kanal kota adalah yang cukup dinanti. Namun yang utama, para pengunjung sangat antusias untuk melihat puluhan patung es di Taman Konfederasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun beriklim tropis, Indonesia mengirimkan salah seorang senimannya untuk berpartisipasi dalam kompetisi patung es di Winterlude. Seniman itu adalah Icha Setiawan (48), pengukir patung angsa terbang yang banyak mengundang decak kagum pengunjung.
Icha adalah seniman lukis dan patung alumnus Institut Kesenian Jakarta. Atas dorongan dan dukungan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ottawa, selama lebih dari 30 jam Icha dengan tekun mengukir balok es menjadi karya seni yang menawan. Seorang diri.
"Capek sih. Tapi setelah mendengar komentar positif dari pengunjung, rasa capeknya hilang,'' kata Icha sambil tersenyum.
Sebenarnya, Icha sempat punya konsep sendiri untuk patung yang akan ditampilkannya. Dia ingin menampilkan karya yang bernuansa atau memunculkan karakter Indonesia. Sayangnya, panitia memutuskan tema untuk kompetisi ini adalah 'Discover Canada's Flora and Fauna.'
Itulah sebabnya Icha akhirnya memahat figur yang mewakili flora dan fauna khas Kanada, yaitu angsa, daun maple, dan moose. Salah satu pengunjung bernama Natalia Morales pun tidak dapat menyembunyikan kekagumannya saat melihat patung es angsa terbang di atas daun maple dan moose karya Icha. Β
"Patung berbahan dasar es tersebut seolah hidup. Angsa terbang itu menggambarkan optimisme. Seperti kami yang rela menembus udara dingin untuk meramaikan Winterlude," kata Natalia Morales sambil tertawa.
Natalia adalah salah satu dari ribuan pengunjung yang memadati Festival Winterlude di Ottawa Kanada, pada 31 Januari lalu. Winterlude adalah festival musim dingin tahunan yang telah diselenggarakan sejak 38 tahun silam.
Hal senada juga diungkapkan oleh Duta Besar Indonesia untuk Kanada, Dr. Teuku Faizasyah. Ia pun tak dapat menyimpan kekagumannya pada karya Icha. Bahwa partisipasi Indonesia dalam kompetisi patung es ini saja adalah sesuatu yang luar biasa.
"Menang atau kalah tidak menjadi soal. Yang lebih penting, Indonesia sebagai negara tropis ternyata juga punya jagoan mengukir es yang bisa bersaing di kelas dunia," pungkasnya. (rdy/rdy)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Warga Baduy Dalam Ditolak RS karena KTP, Potret Buruk Layanan Kesehatan Masyarakat Adat