Dalam konteks pariwisata, ziarah itu juga aktivitas wisman. Menurut UN-WTO, Badan PBB yang bergerak di bidang pariwisata, definisi pariwisata adalah orang asing masuk ke wilayah suatu negara, minimal 24 jam, melintas borderline, bukan untuk bekerja mencari pendapatan di negara itu.
Begitu pun saat Imlek, umat Konghucu juga boleh bersembahyang di Batam-Bintan, sambil berwisata. Batam rupanya memang menjadi destinasi wisata yang menarik bagi ratusan umat Budhist Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka melakukan Fang Sen. Itu ritual melepas makhluk hidup ke alam bebas. Hari ini, ada ratusan kura-kura, burung merpati dan ikan yang dilepas ke alam bebas. Dan malam ini (14/2), mereka berencana melepas 200 lentera udara di kawasan wisata Ocarina Batam Center," tambah Kepala Dinas Pariwisata kepulauan Riau Guntur Sakti.
Menurut Guntur, kegiatan melepas makhluk hidup serta lentera udara sangat dilarang di Singapore. Tapi di Batam, umat Budhist Singapore tadi bisa dengan leluasa melakukannya.
"Bagi mereka ini adalah kebajikan untuk alam semesta. Dan pemerintah daerah harus berpartisipasi di dalamnya karena jarak Singapore dan Batam hanya 20 km. Waktu tempuh perjalannya hanya 30 menit. Kami harus bisa melayani tamu-tamu tadi dengan sepenuh hati ," papar Guntur.
Rombongan peziarah Budhist yang datang ke Batam pun disambut baik oleh Gubernur Kepulauan Riau, HM Sani. Sejak dilantik Presiden Joko Widodo di Istana negara, Jumat (11/2), Sani memang langsung tancap gas menarik lebih banyak wisman ke Kepri. Dia langsung menebar pesona memperlihatkan kemolekan alam dan budaya Batam dan Bintan kemana-mana.
"Ini peluang besar untuk Batam. Umat Budhist Singapore bisa melakukan banyak hal di Batam yang tidak bisa dilakukan di negaranya," papar Sani.
Untuk umat Budhist Singapore, Batam menyediakan Vihara Samudra Dharma, Tiban Mentarau, Tiban Indah untuk beribadah. Setiap bulannya, ada 800 hingga 1.000 pengunjung baik dalam maupun luar negeri berkunjung ke sana.
Di Vihara Samudra Dharma yang dibangun di lahan 1.500 meter persegi ini, juga dibangun patung Dewi Kwan Im setinggi 10 meter. Untuk mendukung keindahan wisata, pihak pengelola vihara juga telah membangun 12 shio yang berlokasi di luar vihara.
"Semua orang boleh masuk. Disitu juga dibangun shio-shio bagi pengunjung yang ingin berfoto," jelas Sani.
(rdy/rdy)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Tarif Parkir Terbaru di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Ini Rinciannya