Menganut Kitab Pararaton serta peta topografi yang diterbitkan tahun 1811, Kota Raja atau Kutho Bedah dulunya adalah pusat pemeritahan sekaligus benteng dari Kerajaan Singosari atau Singhasari atau Tumapel.
Namun, sisa kejayaan Singosari saat ini sulit ditemui. Hal ini dikarenakan lokasinya sudah beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk dan ada pula yang menjadi area makam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekspanasi Mataram inilah yang kemudian memporak-porandakan Kota Raja. Lalu wilayah itu dijadikan pusat pemerintahan di masa Katemenggungan Malang.
"Era Katemenggungan Malang mengacu pada Babad Malang, terjadi serangan hebat dari Mataram, Kota Raja dijadikan pusat pemerintahan. Setelah ditinggalkan Raja Wisnuwardhana dan hancur yang kemudian melegenda namanya menjadi Kutho Bedah," beber Dwi pada detikTravel beberapa waktu lalu.
Kemudian, Katemenggungan Malang menjadikan kembali Kota Raja sebagai pusat pemerintahan di masa itu (pertengahan abad 17) dan malah mulai terbelengkalai.
"Barulah pada tahun 1800-an, setelah munculnya Pecinan besar di sebelah barat Kutho Bedah, di bagian selatan dijadikan makam bagi warga China. Menginjak tahun 1990-an, beralih fungsi kembali menjadi areal pemukiman penduduk. Yang kemudian semakin menghilangkan jejak-jejak dari pusat kota di masa lalu," jelas Dwi.
Padahal, ada situs yang terbukti telah mengukir sejarah keberadaan dari Kerajaan Tumapel dan itu sangat dibutuhkan oleh generasi setelahnya. Kutho Bedah berada di lintas generasi, bukan hanya di masa Ken Angrok dan Wisnuwardhana melainkan juga difungsikan saat Katemenggungan Malang.
"Kutho Bedah melewati lintas generasi. Mulai dari Tumapel dijadikan sebagai pusat kota dan benteng era Katemenggungan Brang Wetan dan kini menjadi areal pemukiman serta makam di sebelah utara. Sayang sekali sebenarnya karena banyak tersimpan sejarah di sana," terang Dwi.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit