Diintip detikTravel dari Reuters, Rabu (16/8/2017) Festival Voodoo merupakan sebuah tradisi yang terus dilakukan tiap tahun di Benin, Afrika Barat. Ternyata ada arti mendalam dalam ritual ini.
Ritual ini akan berlangsung di Ouidah, di depan Gate of Return. Ouidah dulunya menjadi bekas pos perdagangan budak. Tujuanya adalah mengenang para budak yang diperdagangkan dan kehilangan tanah air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemuja membawa boneka voodoo ke kuil (Akintunde Akinleye/Reuters) |
Upacara ini akan dibuka dengan membawa boneka voodo sepanjang jalan menuju kuil. Di depan kuil akan ada para penari-penari roh. Para penari akan dilumuri dengan bubuk lokal dan minyak sawit.
Suara lonceng yang memanggil roh leluhur. Ketika roh leluhur masuk, mereka akan menari dalam kondisi tak sadar. Inilah keadaan dimana para penari menjadi suci.
Para penari (Akintunde Akinleye/Reuters) |
Di sisi lain Masyarakat akan menggendong kurban semeblihan di depan kuil. Kemudian menyembelihnya. Pendeta akan membacakan doa, beberapa orang memegang kurban, sedangkan seorang pemuja akan berdiri di bawah korban sembelihan.
Salah seorang pemegang kurban akan meletakkan sebuah wadah untuk menampung darah. Nantinya darah akan diletakkan di sebuah baskom dan dijadikan persembahan di depan kuil.
Memotong kurban sembelihan (Akintunde Akinleye/Reuters) |
Setelah di sembelih, hewan akan diletakkan di depan kuil. Sang pemuja haruslah menginjak kurban sembelihan.
Voodoo telah menjadi bagian dari Afrika. Bukan hanya sekadar kepercayaan tapi juga tradisi seni dan budaya.
Ritual ini bahkan telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun. Festival Voodoo ini telah menjadi daya tarik bagi wisatawan karena terus dilakukan tiap tahun pada tanggal 10 Januari. Tanggal ini juga menjadi hari libur nasional di Benin.
(rdy/aff)












































Pemuja membawa boneka voodoo ke kuil (Akintunde Akinleye/Reuters)
Para penari (Akintunde Akinleye/Reuters)
Memotong kurban sembelihan (Akintunde Akinleye/Reuters)
Komentar Terbanyak
Fadli Zon: Banten Sudah Maju dan Modern Sebelum Bangsa Eropa Datang
Hotel di Surabaya Jadi Saksi Bisu Pesta Seks 34 Pria, Ini Faktanya
Strategi Baru Bandara Kertajati Melawan Sepinya Penerbangan