Tur helikopter dari Helicity mempunyai beberapa paket. Traveler mempunyai pilihan jenis helikopter dan tipe kapasitas penumpang.
Dari informasi yang dikumpulkan detikTravel, Sabtu (23/12/2017), dalam hal sewa helikopter terdapat 2 komponen biaya yang dibebankan, yakni biaya jasa penerbangan dan biaya helispot atau lokasi pendaratan. Jenis helikopter masuk ke dalam biaya jasa penerbangan yang juga dijadikan dasar penghitungan biaya Helicity.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemandangan dari helikopter (Masaul/detikTravel) |
Berikut cakupan area pendaratan Helicity:
5 Wilayah Jakarta, Cibubur, Cengkareng, Karawang, Tangerang, Sentul, Bogor atau Puncak, Bandung, Tangerang Selatan, Anyer, Serpong, Cilegon, Bekasi, Kepulauan Seribu, Depok, Sukabumi, Cikarang, dan Pelabuhan Ratu.
Selanjutnya adalah biaya helispot atau lokasi pendaratan. Di Jakarta terdapat lebih dari 50 lokasi pendaratan berupa helipad ataupun area terbuka di mana biaya pendaratannya berbeda-beda. Mulai dari Rp 1 juta hingga 5 juta rupiah dan penumpang dapat memilih lokasi pendaratan sesuai keinginan.
Berikut ini adalah pengelompokan jenis helikopter yang dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Tipe A, yakni helikopter dengan daya tampung maksimal 7 penumpang (6+1)
2. Tipe B, yakni helikopter dengan daya tampung maksimal 6 penumpang (5+1)
3. Tipe C, yakni helikopter dengan daya tampung maksimal 4 penumpang (3+1)
Catatannya adalah tambahan 1 penumpang di bagian kursi depan samping pilot hanya bila tersedia atau sedang tidak digunakan co-pilot.
Berikut harga lengkap dari setiap tipe tur helikopter:
1. Tipe A Rp 16 juta
2. Tipe B Rp 11 juta
3. Tipe C Rp 7 juta
Biaya di atas belum termasuk pajak. Terakhir adalah jika traveler melakukan perjalanan lebih dari dari quartrip akan mendapat harga spesial di quartrip terakhir. (msl/krn)












































Pemandangan dari helikopter (Masaul/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Sumut Dilanda Banjir Parah, Walhi Soroti Maraknya Deforestasi
Foto Tumpukan Kayu Gelondongan di Pantai Padang dan Danau Singkarak
Hutan Sumatera Dicap 'Merah' UNESCO, Kerusakan Lingkungan Mencemaskan