Tidak bisa dipungkiri, tren traveling yang sedang beranjak naik dan mulai banyak digandrungi wisatawan adalah Muslim Traveler. Cakupan Muslim Traveler ini cukup luas, tidak hanya melulu soal wisata halal atau negara Islami, melainkan ke semua negara tapi harus juga memenuhi aspek kebutuhan traveler muslim terkait dengan ibadah dan syariah.
Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (18/1/2018), tren Muslim Traveler ini bermula ketika makin banyaknya traveler muslim yang pergi liburan ke berbagai negara di dunia. Karena jumlahnya makin meningkat, otomatis pasar yang menjanjikan terbuka lebar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Misalnya, menyediakan ruangan untuk salat atau menyediakan toilet khusus yang bisa digunakan untuk wudlu. Meskipun, destinasi tersebut berada di lingkungan negara yang mayoritas non muslim.
Sebuah lembaga bernama Crescent Rating bekerja sama dengan Mastercard pun membuat studi negara-negara mana saja yang paling ramah terhadap Muslim Traveler. Penilaiannya menggunakan Global Muslim Traveler Index (GMTI) yang terdiri dari beberapa kriteria yang sudah ditetapkan.
Kriteria ini antara lain, pertama soal akses, yaitu konektivitas udara dan kemudahan aplikasi visa. Apakah negara tersebut mudah untuk dikunjungi traveler muslim baik soal pesawat, maupun kemudahan dalam mengajukan visa.
Kemudian ada kriteria soal kemudahan komunikasi, apakah negara tersebut mengakomodasi penggunaan bahasa Arab atau Inggris sebagai bahasa internasional. Serta, penilaian soal apakah negara tersebut ramah terhadap keluarga muslim, juga aspek soal makanan halal dan kemudahan untuk beribadah lainnya.
![]() |
Hasilnya, Malaysia keluar sebagai peringkat pertama sebagai negara mayoritas Islam yang paling ramah terhadap traveler muslim. Menyusul kemudian Uni Emirat Arab (UEA) di peringkat kedua, dan juga Indonesia di peringkat 3. Memenuhi daftar 5 besar, ada Turki (posisi 4) dan Arab Saudi (posisi 5).
Sedangkan, untuk negara mayoritas non muslim yang paling ramah terhadap traveler muslim, di peringkat pertama adalah Singapura. Menyusul Thailand di peringkat 2, dan Inggris di peringkat ketiga. Melengkapi daftar 5 besar, ada Afrika Selatan (posisi 4) dan Hong Kong (posisi 5).
Negara-negara tersebut tentunya sudah memenuhi kriteria penilaian GMTI. Traveler muslim yang berwisata ke negara-negara tersebut bisa dibilang tidak usah khawatir soal tempat ibadah, maupun makanan halalnya.
Faktanya, jika kita lihat langsung di lapangan, negara-negara tersebut memang ramai dikunjungi oleh traveler muslim. Tapi, pilihan kembali lagi ke tangan traveler, ingin berwisata seperti apa.
Jika memang ingin berwisata tetapi kebutuhan ibadah tetap terpenuhi, traveling dengan gaya Muslim Travel ini sangat cocok untuk dilakukan dan akan menjadi tren 2018. Jalan-jalan bisa, ibadah pun lancar. (wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia