Rahasia Warga Kepulauan Kei Hidup Damai Tanpa Konflik Agama

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rahasia Warga Kepulauan Kei Hidup Damai Tanpa Konflik Agama

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Minggu, 18 Mar 2018 13:28 WIB
Foto: Patung Yesus Memberkati di Bukit Masbait (dok. Istimewa)
Langgur - Konflik SARA pernah melanda Maluku beberapa tahun silam. Tapi tidak dengan warga di Kepulauan Kei. Mereka bisa hidup damai tanpa konflik agama. Ini rahasianya.

Kepulauan Kei jadi satu-satunya daerah di Maluku yang tidak terpengaruh konflik SARA yang terjadi di akhir tahun 1990-an. Begitu penuturan Budhi Toffi, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Maluku Tenggara yang menemani rombongan Press Tour Kemenpar saat berkeliling Bukit Masbait, Kamis (15/3/2018) lalu.

Ternyata, ada alasan mengapa Kepulauan Kei bisa cinta damai. Salah satu rahasianya adalah warganya terbiasa hidup rukun dan bergotong royong, tanpa memandang embel-embel agama, suku, ataupun yang lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika ada hajatan, itu bukan lagi jadi hajatan individu, tapi sudah jadi hajatan bersama. Satu kampung, gotong royong, saling membantu. Proses kelahiran, pernikahan, dan kematian itu yang mempersatukan orang Kei," kata Budhi kepada detikTravel.

BACA JUGA: Belajar Toleransi Beragama dari Bukit Masbait di Kepulauan Kei

Warga di Kepulauan Kei juga sangat terbuka dengan pendatang. Sekali lagi, tanpa memandang agama yang dianut atau sukunya apa. Di Kei sendiri ada perkampungan muslim, Kristen, dan Katolik yang saling bertetangga satu sama lain.

Di Kepulauan Kei, acara ritual keagamaan digelar besar-besaran dan semua warga ambil bagian. Puncaknya di bulan Juli, ada acara mengarak Patung Yesus Raja. Acara ini untuk mengenang peristiwa pembantaian 18 orang misionaris yang pernah terjadi di masa lalu.

"Acara itu untuk mengenang eksekusi para misionaris Katolik, suster, pastor yang terjadi pada 30 Juli 1942. Ribuan orang wisatawan ziarah ke sini (Bukit Masbait -red)," imbuh Budhi.

Saat perayaan tersebut, umat Muslim membantu untuk menjaga keamanan agar kegiatan berjalan dengan lancar. Tradisi seperti ini sudah berlangsung lama, dan mempersatukan warga di Kepulauan Kei.

BACA JUGA: Hadiah Paus Yohanes Paulus II untuk Maluku yang Cinta Damai (wsw/wsw)

Hide Ads