BBTF yang digelar Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali adalah marketplace bagi para pelaku usaha wisata Indonesia dan luar negeri. Para buyers dan sellers sama-sama pelaku bisnis, bukan wisatawan. Itu sebabnya nilai transaksi bisa sangat besar sampai setahun ke depan.
Sehingga ini bukan travel fair biasa yang jualan langsung kepada wisatawan, tapi justru para pelaku usaha wisata dari tur, maskapai, hotel, inbound dan outbound agent saling berjual beli. Dari deal bisnis yang terjadi, diharapkan lahir paket-paket wisata yang bisa dijual kepada para traveler.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi menjadi marketplace internasional, BBTF tidak hanya menjual Indonesia. Beberapa negara lain juga berjualan di BBTF.
"Exhibitor asing juga ada seperti Thailand, Kamboja dan Dubai," kata Ardana.
Sementara itu Wakil Ketua ASITA Bali Putu Winastra mengatakan pihaknya mengharapkan bisa mendapatkan dukungan dari maskapai di Indonesia, terutama Garuda Indonesia. Bagaimanapun, pesawat memegang peranan penting dalam menjual destinasi wisata.
"Buyers kan tidak cuma jual Bali, mereka perlu akses ke luar Bali dan kita butuh peranan maskapai, bagaimana konektivitasnya. Tahun lalu kita gandeng Qatar Airways untuk membawa buyers ke Indonesia, kita harap sekarang didukung maskapai Indonesia," kata Winastra.
Usai BBTF nanti, para buyer akan diajak tur ke Banyuwangi, Toraja, Lembata, Jembrana, Bangli dan Karangasem. "Kita mau kasih kesempatan para buyer lihat langsung lokasi dan aksesibilitas," jelas dia.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol