KBRI Dar es Salaam lakukan promosi Indonesia serta membuka peluang kerja sama di bidang perdagangan dan investasi di Dar es Salaam International Trade Fair (DITF) ke 42 atau yang biasa dikenal dengan Saba-Saba, seperti rilis yang diterima detikTravel, Jumat (6/7/2018).
Saba saba telah dimulai dari tanggal 28 Juni - 13 Juli 2018 di Mwalimu JK Nyerere Trade Fair Grounds, Dar es Salaam, Tanzania. Acara ini dibuka secara langsung oleh Perdana Menteri Tanzania, Kassim Majaliwa. Turut hadir pula Duta Besar RI Dar es Salaam Bapak Ratlan Pardede sebagai tamu undangan dan perwakilan KBRI Dar es Salaam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan perusahaan maupun organisasi lokal dan internasional dari berbagai negara ambil bagian dalam DITF ke-42. Komoditas yang dipamerkan pun sangat beragam, yaitu antara lain mesin pertanian, garmen, makanan dan minuman, elektronika, otomotif, serta fast moving consumer goods FMCG lain.
Berbagai barang buatan Indonesia (dok KBRI Tanzania) Foto: (dok KBRI Tanzania) |
Booth Indonesia pun tak mau kalah dengan menampilkan produk dari berbagai perusahaan dan industri Indonesia. Termasuk tekstil, makanan ringan, kebutuhan bayi, dan perlengkapan elektronika industri.
Salah satu target KBRI Dar es Salaam adalah mendirikan restoran Indonesia di Dar es salaam. Untuk mendorong hal tersebut, disajikan sejumlah makanan khas Indonesia kepada para pengunjung.
Hal ini menjadi strategi dalam mendalami tingkat penerimaan masyarakat lokal terhadap cita rasa kuliner Indonesia. Sejumlah makanan yang disajikan antara lain sate, kue lapis singkong, rendang, semur tempe, bakwan onde-onde, dan pisang goreng.
Hingga tanggal 2 Juli 2018, booth Indonesia telah berhasil didapatkan 72 tanggapan dari masyarakat Tanzania. Di antara 52 tanggapan menyatakan bahwa makanan Indonesia yang disajikan tersebut sangat lezat dan 16 di antaranya menyatakan lezat.
Para pengunjung terpukau dengan kue lapis singkong yang disajikan, karena baru mengetahui bahwa singkong yang melimpah di Tanzania dapat diolah sedemikian rupa. Bahkan sejumlah pengunjung awalnya kurang percaya bahwa kue tersebut terbuat dari singkong.
Pengunjung mencicipi kuliner Indonesia (dok KBRI Tanzania) Foto: (dok KBRI Tanzania) |
Selain itu para pengunjung juga sangat menyukai sate ayam yang serupa dengan makanan setempat yaitu mishkaki. Namun dengan cita rasa berbeda yang mereka sukai.
Tak hanya memberi tanggapan, pengunjung bahkan meminta resep makanan Indonesia tersebut serta menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan pengusaha Indonesia dalam membuka restoran.
Tanzania merupakan mitra kerja sama ekonomi yang sangat potensial. Berbatasan darat dengan 8 negara serta sebagai negara utama dalam East African Community, total potensi pasar yang dapat diakses mencapai 478 juta orang.
KBRI Dar es Salaam mengharapkan agar ke depannya semakin banyak pengusaha Indonesia yang datang dan berpartisipasi di DITF sebagai pameran yang sangat penting untuk memperkenalkan produk di Tanzania, termasuk produsen mesin pertanian.
Batik juga merupakan salah satu daya tark utama booth Indonesia di Dar es Salaam. Penduduk Tanania gemar menggunakan baju yang serupa dengan Batik. Para pengunjung sangat menyukai motif batik khas Indonesia serta kualitas jahitan baju yang prima.












































Berbagai barang buatan Indonesia (dok KBRI Tanzania) Foto: (dok KBRI Tanzania)
Pengunjung mencicipi kuliner Indonesia (dok KBRI Tanzania) Foto: (dok KBRI Tanzania)
Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Bonnie Blue, si Artis Porno Penuh Sensasi Itu Akhirnya Diusir dari Bali
Ramai Seruan Patungan Beli Hutan Usai Banjir Sumatera, DPR: Sindiran Tajam