"Tetapkan kurator event, manajemen dan promosi terukur. Sehingga, penetapan CoE yang tepat waktu menjadi hal yang wajib," kata Arief dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/9/2018).
Selain itu Arief menegaskan event pariwisata harus berkelanjutan dengan cara menerapkan pengelolaan pre-event, on event, dan post event. Itu karena berkaitan dengan dukungan para sponsor agar memberikan nilai untung dan memberikan keuntungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang terpenting menurut Arief adalah CEO Commitment, terlebih untuk pelaksanaan CoE di daerah. Jika sudah menetapkan pariwisata sebagai core economy daerah maka keseriusan kepala daerah sangat dituntut.
"Sering kali penyelenggaraan event di daerah bisa berubah. Karena, gubernur, wali kota, atau bupatinya kebetulan akan berhalangan pada hari-H. Ini salah satu kelemahan yang tidak boleh lagi dilakukan," katanya.
Untuk memperbaiki hal tersebut, Kementerian Pariwisata melakukan presentasi usulan Calender of Events 2019. Kegiatan ini dihadiri 34 Kepala Dinas Pariwisata dari seluruh Indonesia. Presentasi itu dilaksanakan selama dua hari, yakni 13-14 September di Hotel Santika Premier Hayam Wuruk, Jakarta.
Tim kurator ditambah menjadi 6 orang yang terdiri dari Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono yang menilai Media Value event. Lalu, ada Taufik Rahzen yang menilai Cultural Value, kemudian ada Jacky Mussry terkait Commercial Value.
Sosok-sosok sukses di balik Opening Ceremony Asian Games 2018 juga dilibatkan. Yaitu Denny Malik yang menilai koreografi, desainer pencetus Jember Fashion Carnival Dynand Fariz, dan mantan dancer yang pernah menjadi koreografe Madonna, Eko "PeCe" Supriyanto.
"Semuanya sengaja dihadirkan untuk menentukan kriteria pemilihan event besar, harus yang sudah dikenal secara umum dan melampaui daerahnya. Selain itu, sudah diselenggarakan secara kontinyu (3-4 tahun berturut-turut), dan memiliki sebaran daerah (proporsional)," ujar Ketua Pelaksana Calender of Event 2019 Esthy Reko Astuti.
Untuk jumlah peserta dari luar dan dalam negeri, serta jumlah total pengunjung atau orang yang datang dan menyaksikan event Esthy mengatakan hal itu harus diperhatikan oleh penyelenggara. Event yang digelar harus memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat.
"Ini harus diperhatikan dalam dari penyelenggaraan tahun sebelumnya. Event juga harus memiliki pengaruh langsung kepada sosial ekonomi masyarakat dan dapat meningkatkan media value terhadap image daerah," kata Esthy.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono mengatakan perlunya kurasi yang ketat untuk menentukan Calender of Event di tahun depan. (mul/mul)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!