GenPI Maluku Utara Gaungkan Ikon Ternate Lewat Destinasi Pasar Melayu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

GenPI Maluku Utara Gaungkan Ikon Ternate Lewat Destinasi Pasar Melayu

Akfa Nasrulhak - detikTravel
Senin, 29 Okt 2018 18:47 WIB
Foto: (dok Kemenpar)
Jakarta - Destinasi digital terus digaungkan oleh Generasi Pesona Indonesia (GenPI), salah satunya dari GenPI Maluku Utara (Malut) yang telah meluncurkan destinasi digital Pasar Melayu. Uniknya, lokasi Pasar Melayu terletak di Benteng Oranje yang merupakan situs sejarah terkenal di Kota Ternate.

Benteng Oranje ini dulunya adalah pusat pertahanan bangsa Portugis ketika menduduki Ternate. Benteng ini didirikan pada tahun 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge. Saat itu, Benteng Oranje dihuni oleh masyarakat Melayu sehingga sering juga disebut Benteng Melayu atau Malayo. Bahkan, ketika masa pendudukan Belanda, benteng ini juga menjadi pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda.

"Kalau boleh dibilang ini adalah salah satu ikon Kota ternate. Jadi siapa pun mengenal tempat ini. Kami ingin meramaikan ikon ini dengan adanya destinasi digital di dalamnya. Biar makin ramai," ujar Sekretaris GenPI Malut Nyong Capalulu, dalam keterangan tertulis, Senin (29/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Yang pasti kami akan tampil beda. Kami ingin Pasar Melayu menjadi sebuah atraksi pariwisata yang unik dan menarik," tambahnya.

Dalam peluncurannya, Pasar Melayu dimeriahkan dengan berrbagai kegiatan menarik. Kemeriahan terjadi sejak pukul 08.00 WIT, yang bersiap menampilkan Falinggir Festival atau Festival Layang-Layang. Festival ini akan memperlombakan 2 kategori, yakni kategori Layang-layang Hias dan Baku Potong.

"Nah uniknya ada permainan masa kecil. Seru banget ada adu layang-layang. Yang benangnya bagus dia yang menang. Teknik dan angin juga mempengaruhi. Belum lagi indahnya layang-layang hias yang ikut lomba, bikin semua menjadi tambah menarik," ungkapnya.

Siang harinya, tak kalah heboh karena ada Jang Foloi Karnaval yang dilangsungkan pukul 14.00 hingga 16.00 WIT. Pasalnya berbagai kostum fantastis dan kendaraan hias ikut di karnaval ini. Rutenya mulai dari Taman Nukila hingga berakhir di Benteng Oranje, yang merupakan lokasi Pasar Melayu.

"Jadi finishnya sekalian langsung di Pasar. Jadi klimaksnya dapat di Pasar," terang Nyong.

Saat tiba di Pasar Melayu, sajian mumpuni kekayaan budaya Malut menyapa pengunjung dan tamu undangan. Sambutan Tari Soya-soya hingga Tarian Yakis Bacan mampu menyihir pengunjung.

Kemeriahan peluncuran Pasar Melayu tersebut sangatlah wajar, karena merupakan destinasi digital yang menarik dengan adanya 16 stand yang menyediakan Kuliner dan suvenir khas daerah Malut. Selain itu, ada 2 wahana permainan anak. Spot fotonya juga bagus dengan 6 spot foto yang siap memanjakan hasrat selfie para wisatawan.

Staff Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi dan Media Don Kardono sangat mengapresiasi dan antusias menyambut peluncuran Pasar Melayu di Malut. Don mengatakan bahwa peluncuran ini merupakan langkah tepat untuk menambah daya dobrak pariwisata Malut.

"Kita sejak awal sudah optimis pasar-pasar ini akan cepat berkembang. Karena destinasi digital ini memberikan dua keuntungan, yaitu offline dan online. Offline-nya ya pasar Yang digelar tiap minggu yang selalu ramai. Online-nya, anak-anak GenPI sangat gencar dalam bermedia sosial. Bisa menciptakan 3-4 trending topic tiap minggunya. Dipastikan ini makin membuat destinasi sekitarnya juga ikut berkembang," jelas Don.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan destinasi digital atau yang kerap dikenal dengan Pasar Zaman Now ini memiliki positioning, differentiation dan branding.


Positioning-nya yaitu esteem economy, generasi millenials yang butuh pengakuan, dan media sosial. Differentiation-nya Instagrammable dan digitalable photogenic. Sementara branding-nya, menjadi destinasi zaman now.

"Kids Zaman Now 70% Eksis di Dunia Maya, Dunia Digital. Media pun sebagai channel menuju ke sana. Pariwisata kita pun makin kreatif makin instagramable, memikirkan objek gambar, agar kalau difoto, layak diposting di medsos, dan banyak likes, comments, banyak repost, share, dan interaksi positif. Dan itu semua sekarang di wadahi oleh GenPI dengan destinasi digitalnya. Maju terus pariwisata Indonesia. Salam Pesona Indonesia. GenPI! Gas!," ujar Arief. (ega/fay)

Hide Ads