detikTravel bersama rombongan media dari berbagai negara menyambangi Singapore Airlines Training Centre di Singapura, dari tanggal 15-16 November 2018 lalu. Kami bertemu, pramugari asal Indonesia yang ikut dalam penerbangan terlama antara Singapura-New York, AS itu.
Ialah Rany Razia. Bagaimana pembagian shift pesawat ULR (ultra long range) selama 18 jam?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada 13 awak kabin yang bekerja dalam penerbangan ini. Selama 18 jam, 7 orang pertama akan melayani penumpang sebanyak 161 orang.
![]() |
"Kita ada 13 orang kan. Saya kerja di depan ada 4 kru, lalu kita dipisah, 2 tidur dan 2 jaga. Kita harus 5 jam tidur dalam 18 jam tapi hanya 2,5 jam trus second service dan 2,5 jam lagi istirahat," urai Rany.
Dalam penerbangan pertama itu, diceritakan Rany semua orang antusias. Ini adalah yang kedua, setelah layanan pertama dihentikan karena biaya operasional terlalu tinggi.
![]() |
"First flight, semua antusias. 19 jam flight nggak tidur semua. Apa saja difoto dan record. Jadi 19 jam itu nggak ada yang tidur," kata dia.
"Pramugari juga mau tidur susah, takutnya ada yang dibutuhkkan. Karena hanya ada 2 orang yang melayani 67 bisnis class (di bagian depan)," imbuh Rany.
Sebelum ada penerbangan langsung, kalau ke New York harus melalui Frankfurt dan berlanjut ke New York, jika memakai Singpaore Airlines. Namun, traveler juga masih bisa merasakannya hingga kini jika ingin ke Frankfurt namun beda pesawat.
"Dalam penerbangan ini ada stretching ringan dari Canyon Ranch. Penumpang bisa melihat semuanya, gerakannya di layar. Lalu kita kasih arahan ke penumpang dan ada yang melakukannya," kata dia.
"Karena dalam penerbangan selama itu kan pasti capek. Jadi kita kasih yang olahraga ringan saja untuk pemanasan," pungkas Rany. (wsw/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia