detikTravel bersama rombongan media dari berbagai negara menyambangi Singapore Airlines Training Centre di Singapura, dari tanggal 15-16 November 2018 lalu. Dalam kesempatan itu, kami bertemu kapten penerbangannya.
Inilah kisah Kapten S L Leong menerbangkan A350-900ULR. Bagaimana kisahnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat A350-900ULR dapat terbang tanpa transit dan mengisi bahan bakar selama 20 jam. Menampung 24.000 liter bahan bakar, pesawat ini dapat menerbangi setengah bumi.
Walau penerbangannya terlihat ke atas dan turun ke bawah, kenyataannya tak demikian. Hal itu jika rutenya dilihat dari peta datar.
"Mungkin terlihat memutar rute antara Singapura-New York, AS. Tapi ini jalur lurus. East to west, dari Singapura terbang ke atas menuju langit Jepang lalu ke Kanada dan turun ke New York, AS," urai Leong.
Jalur yang digunakan untuk kembali Singapura berbeda dengan saat perjalanan awal. Saat kembali, jalurnya melalui Samudera Atlantik, Rusia, Asia hingga Singapura.
"Jalur baliknya kita ke Atlantik, Moskow, Afganisan, India dan sampai di Singapura. Jaraknya pun sama," kata Leong.
"Newark ini di bagian balik dunia dari Singapura", imbuh dia.
Lebih lanjut, rute perjalanan ini sudah diuji dan dipelajari oleh tim ahli Singapore Airlines. ia menyebut bahwa ada beberapa rute bersifat satu arah karena arah angin.
"Kita ada flight planning system, tim ahli yang telah mengatur jalur terbaik. Jadi dipilih itu karena ada beberapa rute hanya searah. Tidak bisa balik arah," kata dia.
Masih banyak pengalaman detikTravel mengunjungi SIA Training Centre. Tunggu di artikel selanjutnya ya. (msl/krn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol