Langkah Pemprov Bali menertibkan toko dan paket wisata nakal didukung pula dari pandangan akademisi. Pakar pariwisata dan dosen Program Studi Pariwisata Vokasi Universitas Indonesia, Diaz Pranita mengatakan dirinya menilai langkah Pemprov Bali sudah tepat.
"Untuk menghentikan praktik itu sih setuju. Karena jadinya lucu saja, masa kita yang didatangi turis China, dapat sampahnya tapi kita nggak terima manfaatnya," kata Diaz di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Selasa (27/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menggaet turis China, tapi dengan cara mass tourism, menurut Diaz adalah cara yang salah. Kalau semua turis jenis apapun ditarik ke Bali, yang terjadi nanti adalah penurunan kualitas pariwisata di Pulau Dewata.
"Minimal kita jangan jual Indonesia itu murah, apalagi Bali. Bali sudah harus naik kelas, bukan mass tourism tapi naik kelas meningkatkan kualitas wisatawan yang masuk," ujarnya.
Bali menurut Diaz sudah saatnya fokus ke wisata minat khusus. Mungkin lebih mahal harganya, tapi kualitasnya meningkat signifikan. Konsep pariwisata berkelanjutan harus menjadi pertimbangan utama.
"Produknya mesti fokus ke wisata minat khusus. Masa destinasi terbaik di dunia masih main recehan," ujar Diaz. (fay/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol